Tampilkan postingan dengan label kenjo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kenjo. Tampilkan semua postingan

Jumat, 19 Oktober 2012

profil desa kenjo


BAB I
 GAMBARAN UMUM KONDISI DESA

1.1 Sejarah Desa

Menurut sesepuh desa kenjo mbah kasi yang usianya sekarang kurang lebih 120 tahun beliau sampai sekarang masih sehat dan menemui genrasi yang keempatnya, awal mulanya desa kenjo milai dari datangnya perantau yang berasal dari bugis, mereka datang sekitar tahun 1.700an dan bermukim satu km di sebelah selatan dari desa kenjo yang sekarang, dekat dengan sungai curam (cawan), mereka mengambil air dengan cara memakai gunjo, hingga hingga masyarakat menamai desanya dengan nama kenjo, setelah bertahun- tahun tinggal mereka merasa kurang nyaman, maka mereka memutuskan untuk pindah ke tempat yang dinilai strategis dan mudah memdapatkan air, dengan tujuan untuk mempermudah pengairan lahan pertania atau berladang, dengan demikian sampai sekarang masyarakat desa kenjo merasakan kemudahan mendapatkan pengairan irigasi yamg mudah walau di landa kekeringan ketika musim kemarau panjang.
Menurut sumber cerita dari para sesepuh desa Kenjo masa kini, bahwa terjadinya Desa Kenjo dimulai sekitar tahun 1.789-an. Ketika itu ada tiga orang dari Lereng Sungai Cawan yang bernama Kamisah, Mujono dan Dakir. Ketiga mencari tempat yang strategis untuk dijadikan tempat pemukiman/kampong yang mudah dijangkau dalam kehidupan sehari-hari untuk mengambil air bersih yang dapat dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari baik minum ataupun memasak. Adapun kesulitan warga tersebut tidak alat yang dipergunakan terpaksa denggan menggunakan Kendi Bambu atau Gunjo dengan berjalannya waktu daerah tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah Desa yang diberi nama Kenjo.

1.2 Asal Usul Desa Kenjo

Dari tahun ke tahun penduduk semakin bertambah dan pemukiman bertambah luas dimana kehidupan warga cukup makmur, subur dengan curah hujan sedang sehingga banyak hasil bumi yang dihasilkan diantaranya padi, palawija dan rempah-rempah kemudian warga memulai memberi batas-batas antara lain :
-          Sebelah Barat                    : Daerah phutuk dengan ditandai batu besar
  yang sampai sekarang masih ada.
-          Sebelah Timur                   : Daerah Lebak
-          Sebelah Utara                    : Daerah Cermean
-          Sebelah Selatan                 : Daerah Salakan
Dengan perkembangan dan kemajuan zaman maka batas-batas tersebut sudah tidak ditampakkan kembali sekitar tahun 1942 warga masyarakat Desa Kenjo memilih MAIL sebagai Kepala Desa yang pertama kemudian dilakukan pemekaran wilayah dusun menjadi 2 (dua) dusun antara lain :
-          Dusun Krajan
-          Dusun Salakan
Adapun saat ini Desa Kenjo dihuni oleh sebanyak 1929 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki 930 jiwa dan perempuan 999 jiwa 653 kepala keluarga (KK). Dari masing-masing dusun tersebut terdiri dari : sampai sekarang terdiri dari :
1.      Dusun Krajan terdiri dari 2 RW dengan 9 RT
2.      Dusun Salakan terdiri dari 2 RW dengan 7 RT
Pada bulan Nopember 2004 terjadi pemekaran wilayah Kecamatan Glagah menjadi sua kecamatan, yaitu Kecamatan Glagah sebagai kecamatan induk dan Kecamatan Licin sebagai kecamatan pecahan. Sehingga akhirnya sekarang Kecamatan Glagah sebagai Kecamatan Induk membawahi 8 (delapan) Desa dan 2 (dua) Kelurahan, yaitu :
1.      Desa Glagah
2.      Desa Olehsari
3.      Desa Kenjo
4.      Desa Paspan
5.      Desa Rejosari
6.      Desa Kemiren
7.      Desa Tamansuruh
8.      Desa Kampunganyar
9.      Kelurahan Banjarsari, dan
10.  Kelurahan Bakungan.
Demikian sejarah berdirinya Desa Kenjo yang bias digali melalui penjelasan para sesepuh desa yang masih hidup dan tokoh masyarakat Desa Kenjo. Semoga ini menjadi pengetahuan bagi para generasi muda di Desa Kenjo pada khususnya dan masyarakat Banyuwangi pada umumnya.
Para Pejabat Bekel atau Kepala Desa Kenjo semenjak berdirinya Desa Kenjo adalah sebagai berikut :
No.
Nama
Masa Jabatan
Program Unggulan
1
AMARI
1901 – 1912
Klansiran Tanah
2
SAPI’I
1912 – 1924
Peningkatan Kesenian Adat Desa Wayang Kulit dan Bonang
3
SAPI,I
1924 – 1934
-
4
SAHLAN
1934(3bln 10hari)
-
5
MUJI
1934 – 1944
Peningkatan Seni budaya tradisional janger dan angklung caruk
6
JUNAIDI
1944 – 1954
Pembangunan jalan dusun
7
PJ. MAUN
1954 – 1955
-
8
DOSOK
1955 – 1988
Saluran irigasi dan dam
9
PJ. SANUSI
1988 – 1989
Melanjutkan program saluran irigasi dan dam pembagi air
10
MARIYONO
1989 – 2006
Padat karya, MCK, plesterisasi, klansiran, pintu gerbang
11
PJ. SOE’UD RAHARJO
2006 – 2007
Pembangunan balai desa dan kantor desa, perbaikan saluran air bersih, plengsengan pembagi air, MCK, perbaikan instalasi dan alat komunikasi serta sarana kerja lainnya.
12
SUMAWI
2007 - Sekarang
Saluran air bersih, penerangan jalan, saluran irigasi, pengaspalan jalan
1.3  Sejarah Pembangunan Desa Kenjo Masa Lalu
Pada masa lalu mengenai pembangunan masih banyak yang sifatnya gotong royong. Misalnya pembuatan jembatan, jalan dan saluran irigrasi yang seluruhnya swadaya masyarakat sendiri, dan dengan mudah masyarakat diajak bekerja gotong royong. Namun lama kelamaan gotong royong tersebut semakin berkurang.
1.4  Sejarah Pembangunan Desa Kenjo Masa Kini
Pada masa sebelum tahun 1960an transportasi dari Desa Kenjo ke Banyuwangi masih transportasi traduional dengan menggunakan kuda atau jalan kaki. Dan belum ada pengerasan jalan atau belum di aspal sehingga masyarakat kesulitan untuk menjual hasil pertaaniannya ke kota.
Baru pada sekitar tahun 1952-1977 terjadi pengerasan dan pengaspalan jalan sepanjang ± 3 Km dari arah Desa Paspan sampai Desa Tamansuruh sehingga jalan raya di Desa Kenjo ikut diaspal juga, sehingga anglutan oplet atau sejenis angkot yang bias mempermudah sarana transportasi ke Banyuwangi maupun ke Desa lainnya.
Memasuki Pelita II tepatnya tahun 1975, guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Masyarakat Desa Kenjo di adakan program PBH (Pemberantasan Buta Huruf). Dilanjutkan kemudian pada tahun 1994, listrik sudah mulai masuk ke Desa Kenjo, hal ini kemudian memacu masyarakat untuk meningkatkan perekonomian di segala bidang.
Pada sekitar tahun 2006, baru memudahkan warga masyarakat Desa Kenjo untuk memudah proses belajar mengajar dengan dibukanya Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) II Glagah sebagai wujud upaya kepedulian Pemerintah terhadap program Pemerintah Pusat yaitu mempercepat program penuntasan wajar (wajib belajar) 9 (sembilan) tahun yang letaknya tidak jauh dari Desa Kenjo ± 1 Km yaitu di Dusun Jambean Desa Glagah Kecamatan Glagah.
Dengan banyaknya warga yang sudah dilatih dalam bidang pembangunan Desa, maka pembangunan tersebut tidak hanya dikelola oleh LPMD saja tetapi banyak kelompok masyarakat yang turut serta terjun dalam pembangunan desa.
Pada tahun 2008 mendapatkan proyek dari PNPM-MP (nama lain dari PPK) untuk pembangunan Gedung Polindes di Dusun Krajan Kemudian pada tahun 2009 juga mendapatkan proyek dari PNPM-MP untuk pembangunan dari 8 MCK menjadi 9 MCK di desa Kenjo.
Setiap tahun Desa Kenjo mendapat Dana Subsidi Desa sekarang ADD (Anggaran Dana Desa). Namun belum terlihat adanya pembangunan yang signifikan, karena Desa Kenjo cukup luas dan banyaknya jalan atau sarana transportasi yang sudah rusak, sehingga pembangunan belum merata di keseluruhan desa.


BAB II
PROFIL DESA
2.1 Kondisi Desa
2.1.1        Geografis Desa
Desa Kenjo secara geografis terletak di dataran yang tinggi dan sebagian berada di dataran rendah berjarak ± 2 Km arah barat dari pusat kecamatan dan memiliki potensi yang cukup strategis dengan luas wilayah 504.221 Ha yang terbagi menjadi 2 Dusun, yakni: Salakan dan Dusun Krajan dengan perbatasan wilayah sebagai berikut :
Utara             : Berbatasan dengan Desa Tamansuruh Kecamatan Glagah
Barat             : Berbatasan dengan Desa Licin Kecamatan Licin
Selatan          : Berbatasan dengan Desa Jelun Kecamatan Licin
Timur            : Berbatasan dengan Desa Glagah Kecamatan Glagah
Desa Kenjo Kecamatan Glagah memiliki jumlah penduduk ± 1.906  jiwa yang terdiri dari  959  jiwa penduduk laki-laki dan  947 jiwa perempuan. Potensi Desa Kenjo cukup besar, baik potensi yang sudah dimanfaatkan maupun yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Potensi yang ada baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya perlu terus digali dan dikembangkan untuk kemakmuran masyarakat secara umum.
Secara umum potensi Desa Kenjo dapatlah didiskripsikan dengan berbagai aspek yang secara langsung maupun tidak langsung merupakan mata rantai dari sistem kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. beberapa aspek dimaksud adalah dapat digambarkan melalui peta sosial dibawah ini :
PETA SOSIAL DESA Kenjo











2.1.2        Demografi Desa
              Secara umum gambaran penduduk Desa Kenjo dapat diklasifikasikan dalam 4 hal yaitu : Berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan dan agama. Adapun gambaran dari demografi Desa Kenjo sebagai berikut :
2.1.2.1  Penduduk berdasarkan jenis kelamin
                  Gambaran secara umum tentang jumlah penduduk Desa Kenjo berdasarkan jenis kelamin dapat disajikan pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Jumlah (orang)
1
Laki-laki
959
2
Perempuan
947
Jumlah
1.906
Sumber : Monografi Desa Kenjo Tahun 2010
       Dari tabel 1 diatas menunjukan bahwa sebanyak 947 orang (49,69%) penduduk Desa Kenjo berjenis kelamin perempuan, sedangkan sisanya sebesar 959 orang (50,31 %) berjenis kelamin laki-laki. Hal ini menunjukan bahwa di Desa Kenjo peran perempuan dalam perumusan pembangunan mempunyai arti yang sangat penting dan strategis.
2.1.2.2  Penduduk berdasarkan pekerjaan
                  Sedangkan gambaran secara umum tentang jumlah penduduk Desa Kenjo berdasarkan pekerjaan dapat disajikan pada tabel 2 adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No
Pekerjaan
Jumlah (orang)
1
Petani
123
3
Pegawai Swasta
26
4
Pegawai Negeri Sipil
17
5
Perdagangan
16
6
Pengrajin
-
7
Buruh Tani
284
8
Jasa
176
Jumlah
642
Sumber : Pendataan RPJMDES Tahun 2010
                  Dari data tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar penduduk Desa Kenjo bermata pencaharian sebagai buruh tani  dan jasa sebanyak 466 orang (72,59 %), sebagai petani 123 orang ( 26,39%), pegawai swasta sebanyak 26 orang (5,58%),  bekerja Pegawai Negeri Sipil sebanyak 17 orang (3,65 %), dan bekerja dibidang perdagangan sebanyak 16 orang (3,43 %).
2.1.2.3  Penduduk berdasarkan pendidikan
                  Gambaran secara rinci tentang jumlah penduduk Desa Kenjo berdasarkan tingkat pendidikan dapat disajikan pada tabel 3 adalah sebagai berikut :
Tabel 3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Pendidikan
Jumlah
1
Tidak Sekolah
88
1
SD
493
2
SMP
177
3
SMA
94
4
PT / Akademi
25
Jumlah
877
Sumber : Pendataan RPJMDES Tahun 2010
                   Dari data tabel 3 menunjukan bahwa sebagian besar penduduk Desa Kenjo mempunyai pendidikan SD sebesar 493 orang (56,22 %), sedangkan sebanyak 177 orang (20,18 %) berpendidikan SMP/ MTs, sebanyak 94 orang (10,72%) berpendidikan SMA /MA, sebanyak 25 orang (2,85%) berpendidikan PT/Akademi sedangkan sisanya sebanyak 88 orang (10,03%) tidak sekolah.
2.1.2.4  Penduduk berdasarkan agama
       Jumlah penduduk Desa Kenjo berdasarkan pemeluk agama dapat disajikan pada tabel 4  adalah sebagai berikut
Tabel 4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pemeluk Agama
N0
Agama
Jumlah
1
Islam
1.906
2
Kristen
-
3
Katolik
-
4
Hindu
-
5
Budha
-
Jumlah
1.906
Sumber : Pendataan RPJMDES Tahun 2010
Dari tabel 4 menunjukan bahwa penduduk Desa Kenjo sebanyak 1.906 orang (100%) memeluk agama Islam. Keadaan yang demikian ditunjukan dengan banyaknya bangunan sarana prasarana ibadah yang berupa Masjid dan Mushala serta kehidupan masyarakat Desa Kenjo yang Islamis dan relegius.
2.1.2.5  Penduduk berdasarkan usia
       Jumlah penduduk Desa Kenjo berdasarkan pemeluk usia dapat disajikan pada tabel 5  adalah sebagai berikut :
Tabel 5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
No
Usia
(thn)
Laki-laki
perempuan
Jumlah
Prosentase
1
0-4
70
54
124 orang
6, 50%
2
5-9
67
49
116 orang
6,09%
3
10-14
62
75
137 orang
7,19%
4
15-19
74
58
132 orang
6,92%
5
20-24
71
65
136 orang
7,14%
6
25-29
76
54
130 orang
6,82%
7
30-34
56
66
122 orang
6,40%
8
35-39
64
85
149 orang
7,82%
9
40-44
86
87
173 orang
9,08%
10
45-49
85
91
176 orang
9,23%
11
50-54
60
54
114 orang
5,98%
12
55-58
56
40
96 orang
5,04%
13
>59
132
169
301 orang
15,79%
Jumlah Total
959
947
1.906 orang
100,%
Berdasarkan Data PPLS 2010
 Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia produktif pada usia 20-49 tahun Desa Kenjo sekitar 886 atau hampir 46,48 %. Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.
Tingkat kemiskinan di Desa Kenjo termasuk tinggi. Dari jumlah 738 KK di atas, sejumlah 221 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera; 207 KK tercatat Keluarga Sejahtera I; 212 KK  tercatat Keluarga Sejahtera II; 34 KK tercatat Keluarga Sejahtera III; 64 KK sebagai sejahtera III plus. Jika KK golongan Pra-sejahtera dan KK golongan I digolongkan sebagai KK golongan miskin, maka lebih 50 % KK Desa Kenjo adalah keluarga miskin.
2.1.2.6  Penduduk berdasarkan kondisi kesehatan
Masalah pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga masyarakat dan merupakan hal yang penting bagi peningkatan kualitas masyarakat kedepan. Masyarakat yang produktif harus didukung oleh kondisi kesehatan. Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang terserang penyakit. Dari data yang ada menunjukkan adanya jumlah masyarakat yang terserang penyakit relatif tinggi. Adapun penyakit yang sering diderita antara lain infeksi pernapasan akut bagian atas, malaria, penyakit sistem otot dan jaringan pengikat. Data tersebut menunjukkan bahwa gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat cukup berat dan memiliki durasi lama bagi kesembuhannya, yang diantaranya disebabkan perubahan cuaca serta kondisi lingkungan yang kurang sehat. Ini tentu mengurangi daya produktifitas masyarakat  Desa Kenjo secara umum.
Sedangkan data orang cacat mental dan fisik juga cukup tinggi jumlahnya. Tercatat penderita bibir sumbing berjumlah 2 orang, tuna wicara 1 orang, tuna rungu 5 orang, tuna netra 4 orang, dan lumpuh 2 orang. Data ini menunjukkan masih rendahnya kualitas hidup sehat di Desa Kenjo.
Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah terkait keikutsertaan masyarakat dalam KB. Terkait hal ini peserta KB aktif tahun 2007 di Desa Kenjo berjumlah 304 pasangan usia subur. Sedangkan jumlah bayi yang diimunisasikan dengan Polio dan DPT-1 berjumlah 102 bayi. Tingkat partisipasi demikian ini relatif tinggi walaupun masih bisa dimaksimalkan mengingat cukup tersedianya fasilitas kesehatan berupa sebuah Puskesmas, dan Poskesdes di Desa Kenjo. Maka wajar jika ketersediaan fasilitas kesehatan yang relatif lengka ini berdampak pada kualitas kelahiran bagi bayi lahir. Dari 73 kasus bayi lahir pada tahun 2009, hanya 2 bayi yang tidak tertolong.
Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah kualitas balita. Dalam hal ini, dari jumlah 219 balita di tahun 2008, masih terdapat 6 balita bergizi buruk, 30 balita bergizi kurang dan lainnya sedang dan baik. Hal inilah kiranya yang perlu ditingkatkan perhatiannya agar kualitas balita Desa Kenjo ke depan lebih baik.   
2.1.3        Keadaan Sosial Politik Desa
Dengan adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis. Dalam konteks politik lokal Desa Kenjo, hal ini tergambar dalam pemilihan kepala desa dan pemilihan-pemilihan lain (pilleg, pilpres, pemillukada, dan pilgub) yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.
Khusus untuk pemilihan kepala Desa Kenjo, sebagaimana tradisi kepala desa di Jawa, biasanya para peserta (kandidat) nya adalah mereka yang secara trah memiliki hubungan dengan elit kepala desa yang lama. Hal ini tidak terlepas dari anggapan masyarakat banyak di desa-desa bahwa jabatan kepala desa adalah jabatan garis tangan keluarga-keluarga tersebut. Fenomena inilah yang biasa disebut pulung bagi keluarga-keluarga tersebut.
Jabatan kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan kepada anak cucu. Mereka dipilh karena kecerdasan, etos kerja, kejujuran dan kedekatannya dengan warga desa. Kepala desa bisa diganti sebelum masa jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku. Begitu pula ia bisa diganti jika ia berhalangan tetap.
Karena demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang berlaku, bisa mengajukan diri untuk mendaftar menjadi kandidat kepala desa. Fenomena ini juga terjadi pada pemilihan desa Kenjo pada tahun 2007. Pada pilihan kepala desa ini partisipasi masyarakat sangat tinggi, yakni hampir 95%. Tercatat ada dua kandidat kepala desa pada waktu itu yang mengikuti pemilihan kepala desa. Pilihan kepala Desa bagi warga masyarakat Desa Kenjo seperti acara perayaan desa.
Pada bulan Juli dan Nopember 2008 ini masyarakat juga dilibatkan dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur putaran I dan II secara langsung. Walaupun tingkat partisipasinya lebih rendah dari pada pilihan kepala Desa, namun hampir 70% daftar pemilih tetap memberikan hak pilihnya. Ini adalah proggres demokrasi yang cukup signifikan di Desa Kenjo.
Setelah proses-proses politik selesai, situasi desa kembali berjalan normal. Hiruk pikuk warga dalam pesta demokrasi desa berakhir dengan kembalinya kehidupan sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak terus menerus terjebak dalam sekat-sekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai dengan kehidupan yang penuh tolong menolong maupun gotong royong.
Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme pengambilan keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat lembaga resmi desa seperti Badan Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat langsung. Dengan demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Kenjo mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.
Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa Kenjo mempunyai dinamika politik lokal yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini dapat dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian masyarakat Desa Kenjo kurang mempunyai greget, terutama yang berkaitan dengan permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara langsung.
Berkaitan dengan letaknya yang berada ujung timur propinsi Jawa Timur suasana budaya masyarakat Jawa sangat terasa di Desa Kenjo. Dalam hal kegiatan agama Islam misalnya, suasananya sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Hal ini tergambar dari dipakainya kalender Jawa/ Islam, masih adanya, slametan, tahlilan, mithoni, dan lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan Jawa.
Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru bersama masyarakat Desa Kenjo. Dalam rangka merespon tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial, politik, agama, dan budaya di Desa Kenjo. Tentunya hal ini membutuhkan kearifan tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah baik tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan dan konflik sosial.
Dalam catatan sejarah, selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan sosial yang cukup berarti di Desa Kenjo. Isu-isu terkait tema ini, seperti kemiskinan dan bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan masyarakat dan sosial.
2.1.4        Keadaan Ekonomi
Tingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa Kenjo Rp. ± 500.000,- Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Kenjo dapat teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu pertanian, jasa/perdagangan, industri dan lain-lain. Berdasarkan data yang ada, masyarakat yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 407 orang, yang bekerja disektor jasa berjumlah 115 orang, yang bekerja di sektor industri 5 orang, dan bekerja di sektor lain-lain 359  orang. Dengan demikian jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian berjumlah 886 orang. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.
Tabel 6
Mata Pencaharian dan Jumlahnya  
No
Mata Pencaharian
Jumlah
Prosentase

1
Pertanian
407 orang
45,94 %

2
Jasa/ Perdagangan
1. Jasa Pemerintahan
2. Jasa Perdagangan
3. Jasa Angkutan
4. Jasa Ketrampilan
5. Jasa lainnya

43 orang
17 orang
10 orang
15 orang
30 orang

4,85 %
1,92 %
1,13 %
1,69 %
3,39 %

3
Sektor Industri
5 orang
0,56 %

4
Sektor lain
359 orang
40,52 %

Jumlah
886 orang
100 %

Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di Desa Kenjo masih cukup rendah. Berdasarkan data lain dinyatakan bahwa jumlah penduduk usia 20-55 yang belum bekerja berjumlah 96 orang dari jumlah angkatan kerja sekitar 886 orang. Angka-angka inilah yang merupakan kisaran angka pengangguran di Desa Kenjo.
2.2         Kondisi Pemerintahan Desa
2.2.1        Pembagian Wilayah Desa
Wilayah Desa Kenjo terdiri dari 2 Dusun yaitu : Salakan dan Krajan, yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas desa kepada aparat desa ini. Dalam rangka memaksimalkan fungsi pelayanan terhadap masyarakat di Desa Kenjo, dari kesepuluh dusun tersebut terbagi menjadi 4 Rukun Warga (RW) dan 18 Rukun Tetangga (RT).
2.2.2        Struktur Organisasi Pemerintahan Desa
Keberadaan Rukun Tetangga (RT) sebagai bagian dari satuan wilayah pemerintahan Desa Kenjo memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan masyarakat wilayah tersebut, terutama terkait hubungannya dengan pemerintahan pada level di atasnya. Dari kumpulan Rukun Tetangga inilah sebuah Padukuhan (Rukun Warga; RW) terbentuk.
Sebagai sebuah desa, sudah tentu struktur kepemimpinan Desa Kenjo tidak bisa lepas dari strukur administratif pemerintahan pada level di atasnya. Hal ini dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
Bagan I
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan
Desa Kenjo
Staf Urusan Keuangan
BPD
Kepala Desa
Sekretaris Desa
Staf Urusan Umum
Staf Urusan Pemerintahan
Modin
Seksi Pembangunan
Uceng
Kasun
Kasun
Kasun
Kasun
Kasun
Tabel 1
Nama Perangkat Desa Kenjo
No
Nama
Jabatan
1
Sumawi
Kepala Desa
2
Dwi Budi Subagio
Sekretaris Desa
3
Lilik Hardiyati
Staf Urusan Pemerintahan
4
Lailiyah
Staf Urusan Keuangan
5
Untung
Staf Urusan Umum
6
Gozali
Seksi Pembangunan
7
Apandi
Modin
Tabel 2
Nama Anggota Badan Permusyawaratan Desa Kenjo
No
Nama
Jabatan
1
Dumairi
Ketua
2
Aguswandi
Sekretaris
3
Samsuri
Bendahara
4
Sarkoni
Anggota
5
Sahroni
Anggota
6
Busairi
Anggota
7
Slamet
Anggota
Tabel 3
Nama-nama LPMD Desa Kenjo
No
Nama
Jabatan
1
Muhamad, S.Pdi, S.Pd
Ketua
2
Deni Sumardi
Sekretaris
3
Subandi
Bendahara
4
H. Isnaini, S.Pd
Anggota
5
Maskudi, S.Ag., M.Hum
Anggota
6
Syaerofi
Anggota
7
Mariyana
Anggota
Tabel 4
 Pengurus Karangtaruna Desa Kenjo
No
Nama
Jabatan
1
Ahmad Taulik
Ketua
2
Nazilah
Sekretaris
3
Andri Winarno
Bendahara
4
Nuron Kulbiyanto
Anggota
5
Paesol
Anggota
6
Anis
Anggota
7
Rohmat Tohir
Anggota
8
Taufik
Anggota
9
Heni Mariana
Anggota
10
Muslih
Anggota
11
Mulyadi
Anggota
Tabel 5
Tim Penggerak PKK Desa Kenjo
No
Nama
Jabatan
1
Siti Rahayu
Ketua
2
Lilik Hardiyati
Sekretaris
3
Hulaifah
Bendahara
4
Runi Ubaidah
Anggota
5
Lailiyah
Anggota
6
Heni Mariana
Anggota
7
Nazilah
Anggota
8
Mike
Anggota
9
Masturoh
Anggota
10
Anita
Anggota
Secara umum pelayanan pemerintahan Desa Kenjo kepada masyarakat cukup memuaskan, kelembagaan yang ada juga berjalan sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.
2.3   Gambaran Tentang Potensi Desa
2.3.1        Aspek Sumberdaya Aparatur/Perangkat Desa
Desa Kenjo secara umum penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksnaan pembangunan dikelola oleh 2 elemen utama, yakni elemen Pemerintah Desa yang dipimpin langsung oleh kepala desa beserta jajaran perangkat desa, yang terdiri dari :
Tabel SDM Aparatur Pemerintah Desa
NO
NAMA
JABATAN
USIA (Thn)
1
Sumawi
Kepala desa
57
2
Dwi Budi Subagio
Sekretaris desa
47
3
Muhlis
Kasun Salakan
44
4
Sapi’i
Kasun Krajan
59
Selain komponen perangkat desa, elemen terpenting sebagai mitra penyelenggaraan Pemerintahan dan Pelaksanaan Pembangunan di Desa Kenjo adalah keberadaan Badan Perwakilan Desa (BPD), namun keberadaan BPD ini sendiri saat mengalami perubahan fungsi dan peran yang semula sebagai badan perwakilan berubah menjadi badan permusyawaratan (menurut UU No 32 tahun 2004) tentang Pemerintah Daerah. Namun apapun nama dan fungsi keberadaan lembaga ini tetap dibutuhkan sebagai mitra dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan lima (5) tahun kedepan.
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah komponen/elemen masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung sangat dibutuhkan peran serta aktifnya dalampelaksanaan pembangunan di desa. Keberadaan LPMD dan PKK yang juga merupakan representasi warga masyarakat secara umum dapat memfungsikan dirinya sebagai agen dan fasilitator pembangunan di tingkat desa.
2.3.2        Aspek Ekonomi
Perekonomian Desa Kenjo secara umum di dominasi pada sektor pertanian yang sistem pengelolaannya masih sangat tradisional). Sektor pertanian desa Kenjo masih monoton pada unggulan padi dan Tembakau, hal ini diakibatkan adanya struktur tanah yang mungkin belum tepat untuk produk unggulan pertanian diluar sentra padi dan persoalan mendasar lainnya adalah system pengairan yang kurang baik sehingga berdampak adanya kekurangan air jika pada saat musim kemarau.
Oleh karenanya harus ada langkah strategis dalam mengatasi persoalan tersebut diatas dengan melakukan berbagai upaya-upaya semaksimal mungkin dengan menggunakan SDA dan SDM yang ada dan diduikung oleh pihak-pihak terkait (stakeholder) sehingga kegiatan pembangunan khususnya di bidang ekonomi di desa Kenjo dapat terus berkelanjutan.
2.3.3        Aspek Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya masyarakat ditunjukan masih rendahnya kualitas dari sebagian SDM masyarakat di Desa Kenjo, serta cenderung masih kuatnya budaya paternalistik. Meskipun demikian pola budaya seperti ini dapat dikembangkan sebagai kekuatan dalam pembangunan yang bersifat mobilisasi masa. Di samping itu masyarakat Desa Kenjo yang cenderung memiliki sifat ekspresif, agamis dan terbuka dapat dimanfaatkan sebagai pendorong budaya transparansi dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan.
Munculnya masalah kemiskinan, ketenagakerjaan dan perburuhan menyangkut pendapatan, status pemanfaatan lahan pada fasilitas umum menunjukan masih adanya kelemahan pemahaman masyarakat terhadap hukum yang ada saat ini. Kondisi ini akan dapat menjadi pemicu timbulnya benih kecemburuan sosial dan sengketa yang berkepanjangan, jika tidak diselesaikan sejak dini.
2.3.4        Aspek Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.
Desa Kenjo dalam penyelenggaraan pendidikan saat ini cukup mantap, hal ini ditunjukkan dengan minimnya jumlah penduduk buta huruf. Sedangkan sarana pendidikan formal cukup memadai, dalam rangka meningkatkan kualitas peserta didik, Pemerintah Desa beserta warga masyarakat sedang melakukan peningkatan sarana pendidikan berupa rehabilitasi sarana pendidikan.
Tabel Sarana Penunjang Pendidikan
No
Jenis Sarana
Jumlah
1
PAUD
1
2
TK
1
3
SD/MI
1
3
Madrasah Diniyah
1
4
MTs
-
5
MA
-
6
Pesantren
1
7
Masjid
1
8
Musholla
27

JUMLAH
33
Sumber : Pendataan RPJMDES Tahun 2010
Ketidak mampuan sarana/infrastruktur ekonomi dan bisnis dalam upaya menampung para lulusan lembaga pendidikan yang ada di desa, berakibat pada timbulnya pengangguran, yang akan berdampak pada timbulnya menurunnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan desa. Adanya kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) juga berpengaruh pada penurunan tingkat perekonomian warga yang ditunjukkan dengan adanya meningkatnya jumlah penduduk miskin, menurunnya daya beli masyarakat, adanya PHK dan persoalan-persoalan sosial lainnya.
Dalam kondisi seperti ini Pemerintah Desa harus mampu mengatasi persoalan-persoalan yang mungkin akan timbul akibat dari adanya dampak kenaikan BBM dengan mengadakan program-program pemberdayaan melalui kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten.
Tabel Sarana Kesehatan Masyarakat
No
Sarana Kesehatan
Jumlah
1
Polindes
1
2
Tempat Posyandu
3
3
Praktek Bidan
1
4
Dukun Bayi
-

Jumlah Total
5
Tabel Jumlah Keluarga Miskin
No.
Kategori
Jumlah
1
Keluarga Miskin
428 KK
2
Keluarga Sejahtera
310 KK

JUMLAH TOTAL
738 KK
Berdasarkan data yang ada tersebut diatas, disamping merupakan sumber potensi yang ada, juga bisa menjadi berbagai persoalan/masalah yang merupakan dampak dari perkembangan situasi yang ada. Dalam rangka memecahkan berbagai persoalan yang ada, maka Pemerintah Desa Kenjo perlu menyiapkan berbagai strategi kegiatan yang sinergis atau kerjasama dengan semua institusi atau komponen baik pemerintah maupun swasta sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing.
2.3.5        Aspek Pemuda dan Olahraga
Masalah pemuda dan kepemudaan yang merupakan hasil dari besarnya jumlah penduduk dengan komposisi usia muda, memerlukan perhatian serius. Mengingat munculnya permasalahan permasalahan kenakalan remaja, pengangguran, penyalahgunaan obat-obat terlarang dan tindak kriminal, bagaimanapun juga akan menjadi ancaman dalam kegiatan pembangunan desa.
Sejalan dengan kondisi itu, serta dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dalam kelompok usia muda, maka program-program yang mampu menyerap aspirasi pemuda dengan aktualisasi peran pemuda, pengembangan bakat dan minat, serta pengentasan/pengurangan angka pengangguran perlu strategi program yang jelas. Untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah generasi muda yang terjebak ke dalam tindak/perilaku yang kurang baik. Kesemuanya ini sangat terkait dengan pembinaan mental, sosialisasi nilai-nilai kemasyarakatan, masalah pendidikan, pembinaan olah raga, pengembangan sanggar seni budaya generasi muda serta aktivitas kemasyarakatan yang mampu menumbuhkan kreativitas, tanggung jawab, dan kemandirian para pemuda serta pemciptaan kesempatan kerja seluas-luasnya bagi generasi muda. Sejalan dengan itu, maka penyediaan sarana dan prasarana olah raga, sarana organisasi kepemudaan, keagamaan, Pelatihan-pelatihan keterampilan, perlu terus dikembangkan dan dibenahi agar menjadi tempat yang cukup menarik bagi sebagaian besar generasi muda. di sisi lain, masalah pendidikan budi pekerti, etika dan estetika, perlu dipikirkan kembali untuk menjadi muatan desa, sedang di bidang keagamaan yang telah ada perlu terus di dukung eksistensi dan pengembangan serta keberlangsungannya.
2.4    Kondisi Infrastruktur yang Mendukung Rencana  Pengembangan
2.4.1 Sarana dan Prasarana Pendukung Pemerintahan
Fasilitas sarana dan prasarana pemerintahan yang ada di wilayah desa Kenjo berupa Kantor Desa yang meskipun belumlengkap fasilitasnya namun bisa digunakan sebagai pusat kegiatan pemerintah desa dan pusat kegiatan masyarakat.
2.4.2        Sarana Jalan
Sarana jalan khususnya jalan aspal yang tersebar di 2 (dua) dusun yang ada di desa Kenjo pada umumnya banyak yang rusak, pada saat musim hujan jalan menjadi licin dan becek hal ini disebabkan banyak saluran air yang berada di tepi jalan terkikis air dan saluran air menjadi mampet/buntu disamping itu juga dijumpai jalan aspal yang dibangun tidak mempunyai saluran pembuangan air, keadaan demikian sangat membahayakan bagi pengendara kendaraan dapat mengakibatkan jatuh dan rawan  terjadinya kecelakaan.
Jalan Makadam yang ada di desa Kenjo dan tersebar di 2 (dua) dusun banyak yang rusak dan berlobang dan masih belum tergarap sehingga apabila musim hujan jalan menjadi licin dan becek, sehingga dapat membahayakan pengendara kendaraan serta rawan terjadi kecelakan. Perlu segera dilakukan perbaikan jalan makadam atau  peningkatan kualitas jalan dari makadam menjadi jalan aspal.
Jalan lingkungan yang berada di desa Kenjo yang tersebar di 2(dua) dusun, masih banyak jalan setapak (tanah), apabila musim hujan datang  lingkungan disekitarnya banjir dan becek sehingga mengganggu aktifitas warga serta dapat menyebabkan wabah penyakit diare dan demam berdarah. Permasalahan jalan ini  apabila tidak cepat diatasi maka akan mengakibatkan terganggunya aktifitas dan pertumbuhan ekonmi desa Kenjo.
2.4.3         Sarana Listrik / Jaringan Listrik Desa
Dusun-dusun yang ada di desa Kenjo  sudah terjangkau layanan jaringan listrik pedesaan dan sebagian besar rumah tangga telah  menggunakan penerangan lampu listrik. Pada beberapa fasilitas umum seperti Jalan di dusun Salakan dan dusun Krajan serta tempat pemakaman umum sampai saat ini belum terpasang lampu penerangan  sehingga  memerlukan penambahan pemasangan lampu penerangan. Di lokasi tersebut jika malam hari gelap sehingga sangat rawan untuk terjadinya tindakan kriminal, mengganggu keamanan serta stabilitas aktifitas warga.
2.4.4        Sarana Ekonomi Desa
Sarana ekonomi yang ada di desa Kenjo adalah terdapat toko dan  warung yang menjual kebutahan pokok untuk keperluan warga desa Kenjo, keberadaan warung dan toko ini sangat membantu warga dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari harinya.
Di Dusun Salakan dan Dusun Krajan sebagian besar warga mempunyai kegiatan home industri yang bergerak di bidang pembuatan makanan seperti Tape, sehingga kedua dusun merupakan sentral industri Tape” yang sudah terkenal ke daerah Kota Banyuwangi. Kegiatan ini sangat membantu peningkatan pendapat ekonomi masyarakat desa Kenjo, namun masih ada kendala dalam pemasaran hasil dan minimnya modal yang dimiliki. Perlu adanya pembinaan dari pihak terkait  terhadap kelompok home industri agar kualitas hasil lebih baik dan memerlukan  tambahan bantuan modal usaha.
2.4.5        Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di desa Kenjo antara lain : PAUD 1 buah, TK 1 buah, SD 1 buah. Keadaan sarana pendidikan tersebut   sebagian gedung/ kelas  rusak sedang sampai rusak berat sehingga perlu dilakukan Rehab/pendirian gedung baru, Ruangan/lokal kelas tidak mampu menampung jumlah siswa, halaman sekolah becek jika musim hujan.
Selain hal tersebut di beberapa sekolahan masih kekurangan buku-buku pelajaran yang dapat menunjang proses belajar dan mengajar.
2.4.6        Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di desa Kenjo antara lain : 1 buah Polindes, dan  3 buah tempat posyandu.  Petugas Polindes yang melayani masyarakat terdiri dari 1 orang bidan. jumlah kader penggerak posyandu di desa Kenjo sebanyak 3 orang.  
Selain itu di Desa Kenjo juga terdapat 1 orang dukun beranak yang sudah mengikuti pelatihan dari dinas kesehatan (dukun terlatih) yang siap untuk melayani dan membantu para ibu-ibu hamil yang akan melahirkan.
2.4.7        Sarana Ibadah
Sarana peribadatan yang ada di desa Kenjo adalah 1 buah masjid dan  27 buah Musollah. Sarana ibadah ini cukup untuk menampung rutinitas kegiatan ibadah ummat islam di desa Kenjo yang 100 % masyarakatnya pemeluk agama Islam. Keadaan bangunan  masjid dan bangunan musollah saat ini  sebagian ada  yang memerlukan rehab/pembangunan kembali karena kondisi bangunannya sudah rusak berat maupun rusak ringan.
2.5      Gambaran Modal Sosial Lokal
2.5.1        Tingkat SDM Yang Dimiliki Desa
1.      Tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat yang masih rendah.
2.      Kurangnya keahlian dan keterampilan masyarakat yang mengakibatkan banyaknya pengangguran karena tidak dapat bersaing pada bursa kerja maupun penciptaan lapangan kerja.
3.      Masih tingginya penduduk miskin
2.5.2        Tingkat Hubungan Sosial Kemasyarakatan
1.    Banyak warga masyarakat hamil yang memeriksakan kehamilannya tidak secara rutin, kurangnya gizi, kurangnya pengetahuan akan kesehatan ibu hamil dan tidak mampu melakukan persalinan di puskesmas/bidan.
2.    Banyak anak usia balita yang kurang gizi, kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya kesehatan anak balita, dan kurang lengkapnya fasilitas pelayanan warga masyarakat dan anak yang dimiliki  oleh posyandu,
3.    Banyak janda dan jompo serta anak cacat yang tidak dapat menghidupi dirinya dan ketidakmampuan menghidupi dirinya dan meningkatkan penghasilannya.
2.5.3        Tingkat Hubungan Antar Kelembagaan Masyarakat Desa
            Secara struktural desa Kenjo memiliki 2 Dusun yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Dusun (Kadus). Dibawah lindungan Kepala Desa yang dudukung oleh bidan desa termasuk Polindes.
Kondisi tersebut didukung adanya hubungan yang harmonis antara lain :
·         Hubungan yang baik antara Ulama’ dan Umaro
·         Adanya jalinan kerja sama diantara masyarakat
·         Adanya jalinan antara perangkat Desa dengan masyarakat
·         Terlaksananya hubungan yang harmonis antara BPD dan desa sehingga program-program pemerintah yang dilaksanakan di Desa Kenjo dapat berjalan dengan baik.
·         Adanya gerakan PKK yang membantu peningkatan peran perempuan dan keluarga dalam mendukung kesejahteraan.
·         Adanya organisasi karang taruna yang mampu mengoptimalkan peran pemuda dalam pembangunan.

BAB. III
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
3.1           Visi dan Misi
3.1.1        Visi
Proses penyusunan RPJM Desa sebagai pedoman program kerja pemerintah Desa Kenjo ini dilakukan oleh lembaga-lembaga tingkat desa dan seluruh warga masyarakat desa maupun para pihak yang berkepentingan. RPJM Desa adalah pedoman program kerja untuk masa lima tahun yang merupakan turunan dari sebuah cita-cita yang ingin dicapai di masa depan oleh segenap warga masyarakat Desa Kenjo.  Cita-cita masa depan sebagai tujuan jangka panjang yang ingin diraih oleh masyarakat desa merupakan arah kebijakan dari RPJMdesa yang dirumuskan setiap lima tahun sekali. Cita-cita masa depan Desa disebut juga sebagai Visi Desa.
Walaupun visi Desa secara normatif menjadi tanggung jawab Kepala Desa, namun dalam penyusunannya melibatkan segenap warga Kenjo melalui rangkaian panjang diskusi-diskusi formal dan informal. Visi Desa Kenjo semakin mendapatkan bentuknya bersamaan dengan terlaksananya rangkaian kegiatan dan musyawarah yang dilakukan untuk penyusunan RPJM Desa tahun 2011-2015. Dalam momentum inilah visi desa yang merupakan harapan dan doa semakin mendekatkan dengan kenyataan yang ada di desa dan masyarakat. Kenyataan dimaksud merupakan potensi, permasalahan, maupun hambatan yang ada di desa dan masyarakatnya, yang ada pada saat ini maupun ke depan.
Bersamaan dengan penetapan RPJMdesa dirumuskan dan ditetapkan juga Visi Desa sebagai berikut :
Terwujudnya Desa Kenjo Yang Adil dan Makmur Atas Dasar Semangat Bersaudara, Semangat Bermasyarakat dan Semangat Berprestasi “.
            Keberadaan Visi ini merupakan cita-cita yang akan dituju di masa mendatang oleh segenap warga desa Kenjo. Dengan visi ini diharapkan akan terwujud masyarakat Desa yang maju dalam bidang pertanian sehingga bisa mengantarkan kehidupan yang rukun dan makmur. Di samping itu, diharapkan juga akan terjadi inovasi pembangunan desa di dalam berbagai bidang utamanya pertanian, perkebunan, peternakan, pertukangan, dan kebudayaan yang ditopang oleh nilai-nilai keagamaan.
3.1.2        Misi
Hakekat Misi Desa merupakan turunan dari Visi Desa.  Misi merupakan tujuan jangka lebih pendek dari visi yang akan menunjang keberhasilan tercapainya sebuah visi. Dengan kata lain Misi Desa Kenjo. merupakan penjabaran lebih operatif dari Visi. Penjabaran dari visi ini diharapkan dapat mengikuti dan mengantisipasi setiap terjadinya perubahan situasi dan kondisi lingkungan di masa yang akan datang dari usaha-usaha mencapai Visi Desa tersebut.
Untuk meraih Visi Desa seperti yang sudah dijabarkan di atas, dengan mempertimbangan potensi dan hambatan baik internal maupun eksternal, maka disusunlah Misi Desa Kenjo sebagai berikut:
1.       Mewujudkan dan mengembangkan kegiatan keagamaan untuk menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.       Mewujudkan dan mendorong terjadinya usaha-usaha kerukunan antar dan intern warga masyarakat yang disebabkan karena adanya perbedaan agama, keyakinan, organisasi, dan lainnya dalam suasana saling menghargai dan menghormati.
3.       Membangun dan meningkatkan hasil pertanian dengan jalan penataan pengairan, perbaikan jalan sawah / jalan usaha tani, pemupukan, dan polatanam yang baik.
4.       Menata Pemerintahan Desa yang kompak dan  bertanggung jawab dalam mengemban amanat masyarakat.
5.       Meningkatkan pelayanan masyarakat secara terpadu dan serius.
6.       Mencari dan menambah debet air untuk mencukupi kebutuhan pertanian.
7.       Menumbuh Kembangkan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani serta bekerja sama denga HIPPA untuk memfasilitasi kebutuhan Petani.
8.       Menumbuhkembangkan usaha kecil dan menengah.
9.       Bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan didalam Melestarikan Lingkungan Hidup
10.   Membangun dan mendorong majunya bidang pendidikan baik formal maupun informal yang mudah diakses dan dinikmati seluruh warga masyarakat tanpa terkecuali yang mampu menghasilkan insan intelektual, inovatif dan enterpreneur (wirausahawan).
Membangun dan mendorong usaha-usaha untuk pengembangan dan optimalisasi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan, baik tahap produksi maupun tahap pengolahan hasilnya.



BAB. IV
POTENSI DAN MASALAH
4.1           Potensi
Desa Kenjo memiliki potensi yang sangat besar, baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun kelembagaan / organisasi. Sampai saat ini, potensi sumber daya yang ada belum optimal diberdayakan.
4.1.1        Sumber Daya Alam
i.        Lahan pertanian (sawah) seluas 3.434.467 m2 yang masih dapat ditingkatkan produktifitasnya karena saat ini belum dikerjakan secara optimal
ii.       Lahan perkebunan yang subur seluas 15.000 m2, belum dikelola secara maksimal
iii.      Adanya penambangan pasir yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau material bangunan
iv.      Adanya kawasan hutan negara yang masih gundul, yang bisa dikelola bersama masyarakat
v.       Tersedianya pakan ternak yang baik untuk mengembangkan peternakan seperti sapi, kambing dan ternak lain, mengingat usaha ini baru menjadi usaha sampingan.
vi.      Banyaknya sisa kotoran ternak sapi dan kambing, memungkinkan untuk dikembangkan usaha pembuatan pupuk organik
vii.     Adanya hasil panen kacang tanah, jagung, ubi tanah, dan lainnya yang cukup yang melimpah dari hasil pengelolaan hutan bersama masyarakat
viii.    Adanya potensi sumber air tawar dan sungai yang bisa dikembangkan untuk usaha perikanan air tawar
4.1.2        Sumber Daya Manusia
i.        Kehidupan warga masyarakat yang dari masa ke masa relatif teratur dan terjaga adatnya.
ii.       Besarnya penduduk usia produktif disertai etos kerja masyarakat yang tinggi.
iii.      Terpeliharanya budaya rembug di desa dalam penyelesaian permasalahan
iv.      Cukup tingginya partisipasi dalam pembangunan desa.
v.       Masih hidupnya tradisi gotong royong dan kerja bakti masyarakat. Inilah salah satu bentuk partisipasi warga.
vi.      Besarnya sumber daya perempuan usia produktif sebagai tenaga produktif yang dapat mendorong potensi industri rumah tangga.
vii.     Terpeliharanya budaya saling membantu diantara warga masyarakat.
viii.    Kemampuan bertani yang diwariskan secara turun-temurun.
ix.      Adanya kader kesehatan yang cukup, dari bidan sampai para kader di posyandu yang ada di setiap dusun
x.       Adanya penduduk yang punya ketrampilan dalam pembuatan meubeler kayu.
4.1.3        Kelembagaan / Organisasi
i.        Hubungan yang baik dan kondusif antara kepala desa, tokoh masyarakat, lembaga desa dan masyarakat, merupakan kondisi yang ideal untuk terjadinya pembangunan desa.
ii.       Adanya lembaga di tingkat desa, yaitu Pemerintah Desa, LPMD dan BPD yang berperan dan dipercaya masyarakat.  
iii.      Adanya kelompok-kelompok di desa seperti Karang Taruna, kelompok tani dan kelompok sosial keagamaan.
4.2           Masalah
Daftar peta permasalahan ini didapat dari hasil musrenbangdes penyusunan RPJM Desa Kenjo yang menghadirkan masing-masing perwakilan dusun yang berkompeten dan mewakili unsur-unsur yang ada di dalamnya dengan menggunakan alat kaji Potret Desa, Diagram Venn Hubungan Kelembagaan serta Kalender Musim. Sebagai data tambahan, upaya observasi dan wawancara dengan para pihak terkait juga dilakukan, sehingga dimungkinkan tidak ada masalah, potensi dan usulan perencanaan pembangunan desa yang terlewatkan/tidak terakomodasi.
Semua pandangan yang muncul diinventarisir, dicoding, dan diskoring, untuk kemudian diurutkan berdasarkan nilai permasalahan yang mendapat skoring terbanyak di masing-masing bidang. Karena begitu banyaknya masalah yang masuk maka diupayakan reduksi data, sehingga masalah di sini benar-benar masalah pokok dan penting.
Di bawah ini adalah daftar masalah yang secara kualitatif dirasakan oleh masyarakat di masing-masing dusun.
1.    Hasil k Musrenbangdes identifikasi masalah Dusun Salakan
No
Bidang
Masalah
1
Pendidikan
1.       Sarana dan prasarana TKt  tidak memadahi
2.       Rendah dan kurangnya kesadaran pendidikan
3.       Kurangnya program bimbingan belajar
2
Kesehatan dan Lingkungan
1.    Kurangnya kesadaran warga untuk hidup bersih
2.    Asuransi kesehatan kurang merata
3.    Saluran pembuangan air yang kurang sehat
3
Sarana dan Prasarana

1.      Sarana transportasi (jalan) per-RT yang rusak
2.      Belum ada pembuangan air di kanan dan kiri jalan (drainase)
3.      Belum adanya pembangunan saluran irigasi
4
Politik, Sosial, dan Budaya
1.      Kurang kompaknya pemuda, sehingga sering menimbulkan gesekan dan konflik kepentingan
2.      Kurangnya alat kesenian
3.      Budaya jawa kurang diminati pemuda
5
Koperasi dan Usaha Masyarakat
1.      Banyak warga yang tidak mempunyai pekerjaan tetap
2.      Penghasilan pertanian kurang
3.      Pembelian pupuk pada masa tanam sulit
4.      Banyaknya pengangguran
2.    Hasil Musrenbangdes identifikasi masalah Dusun Krajan
No
Bidang
Masalah
1
Pendidikan
1.      Biaya sekolah mahal (SPP, buku, dll)
2.      Sarana dan prasarana sekolah kurang (komputer dll)
3.      Warga kurang sadar akan pentingnya pendidikan
4.      Kurikulum terlalu membebani
5.      Kualitas Guru kurang handal
2
Kesehatan dan Lingkungan
1.      Biaya berobat terlalu mahal
2.      Terjadi gizi buruk
3.      Kurang peralatan penyemprotan nyamuk
3
Sarana dan Prasarana

1.      Pembuangan limbah (sampah) belum baik dan teratur
2.      Jalan dusun banyak yang rusak
3.      Tempat pembuangan sampah tidak ada
4
Politik, Sosial, dan Budaya
1.      Adat istiadat mulai luntur
2.      Kurangnya pelatihan kesenian tradisional yang banyak peminatnya
3.      Kurangnya alat kesenian
4.      Ada konflik kesenjangan karena bantuan sosial pemerintah kurang merata ke warga miskin
5
Koperasi dan Usaha Masyarakat
1.      Banyak warga yang tidak mempunyai pekerjaan tetap
2.      Penghasilan dari pertanian lebih rendah dari pada harga pupuk dan obat-obatan
3.      Lahan pekerjaan terbatas banyak pengangguran
4.      Kurang bantuan modal

Catatan : Identifikasi masalah yang ada perdusun tersebut telah ditampilkan dalam bentuk data rekap desa.
4.3            Kebijakan Pembangunan
4.3.1        Arah Kebijakan Pembangunan Desa
            Kebijakan pembangunan desa yang hendak dicapai dalam 5 tahun ke depan meliputi 3 aspek mendasar, yaitu :
a.         Peningkatan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat
Pelayanan kebutuhan dasar masyarakat yang diutamakan adalah dalam bidang pelayanan pendidikan dan kesehatan, seperti :
1.      Wajib belajar anak didik 9 tahun, dengan target lima tahun kedepan sudah tidak ada lagi masyarakat yang buta huruf.
2.      Penyediaan bersih bagi semua dusun, dengan memanfaatkan sumber air yang ada secara optimal, termasuk mengurangi volume kehilangan air.
3.      Revitalisasi MCK, sanitasi dan drainase rumah tangga
4.      Meningkatkan pelayanan kesehatan di Poskesdes sampai pelayanan rawat inap, memberikan pelayanan pengobatan gratis bagi RTM, melengkapi alat-alat kesehatan ibu, anak dan lansia.
5.      Revitalisasi peran dan fungsi Posyandu.
b.      Mengoptimalkan potensi pertanian
1.      Memanfaatkan lahan tidur dan lahan perhutani yang ada dengan tanaman keras dan tumpangsari lainnya (polowijo). Upaya ini akan didukung melalui kerjasama antara pemerintahan desa dengan Perhutani.
2.      Mengurangi kehilangan debit air irigasi melalui perbaikan saluran dan bendung.
3.      Mengupayakan pupuk dan bibit murah (pupuk organik) dengan memanfaatkan limbah ternak yang ada.
4.      Perbaikan pola tanam, intensifikasi yang dikoordinasikan melalui HIPPA dan didukung oleh PPL Pertanian.
c.         Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pengembangan usaha kecil dan mikro
1.      Mengembangkan kelompok-kelompok simpan pinjam yang tersebar di tingkat dusun dan desa, terutama kelompok PKK
2.      Mengupayakan kerja sama dengan pemodal, pasar dan sumber bahan baku.
3.      Meningkatkan keterampilan usaha melalui pelatihan-pelatihan kewirausahaan.
4.3.2        Potensi dan Masalah
Potensi didapatkan dari pengolahan hasil musrenbangdes, wawancara, dan observasi per-dusun. Berbagai data yang masuk kemudian direkap dan dipilah untuk ditarik sebagai potensi pembangunan Desa. Dari sini tergambar dan dapat teridentifikasi bahwa Desa Kenjo memiliki potensi yang sangat besar, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Sampai saat ini, potensi sumber daya yang ada belum benar-benar optimal diberdayakan. Hal ini terjadi dikarenakan belum teratasinya berbagai hambatan dan tantangan yang ada. Potensi yang dapat digali melalui proses partisipatif dapat digambarkan sebagai berikut :
a.    Sumber Daya Alam
1)   Lahan pertanian (sawah) yang masih dapat ditingkatkan produktifitasnya karena saat ini belum dikerjakan secara optimal
2)   Lahan perkebunan dan pekarangan yang subur, belum dikelola secara maksimal
3)   Adanya penambangan pasir yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau material bangunan
4)   Adanya kawasan hutan negara yang masih gundul, yang bisa dikelola bersama masyarakat
5)   Wilayah Desa sangat baik untuk mengembangkan peternakan seperti sapi, kambing, bebek, dan ternak lain, mengingat banyaknya pakan untuk jenis ternak tersebut, sedangkan bidang usaha ini baru menjadi usaha sampingan.
6)   Banyaknya sisa kotoran ternak sapi dan kambing, memungkinkan untuk dikembangkan usaha pembuatan pupuk organik
7)   Adanya hasil panen kacang tanah, jagung, ubi tanah, dan lainnya yang cukup yang melimpah dari hasil pengelolaan hutan bersama masyarakat
8)   Adanya usaha perikanan air tawar
9)   Adanya usaha meubelir dan perbengkelan
b.        Sumber Daya Manusia
1)        Silkus dan ritme kehidupan warga masyarakat yang dari masa ke masa relatif teratur dan terjaga adatnya.
2)        Hubungan yang baik dan kondusif antara kepala desa, pamong desa, dan masyarakat merupakan kondisi yang idial untuk terjadinya pembangunan desa.
3)        Besarnya penduduk usia produktif disertai etos kerja masyarakat yang tinggi.
4)        Cukup tingginya partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan monev pembangunan desa.
5)        Masih hidupnya tradisi gotong royong dan kerja bakti masyarakat. Inilah salah satu bentuk partisipasi warga.
6)        Besarnya sumber daya perempuan usia produktif sebagai tenaga produktif yang dapat mendorong potensi industri rumah tangga.
7)        Masih adanya swadaya masyarakat (urunan untuk pembangunan).
8)        Kemampuan bertani yang diwariskan secara turun-temurun.
9)        Adanya kader kesehatan yang cukup, dari dokter sampai para kader di posyandu yang ada di setiap dusun
10)    Adanya penduduk yang mampu membuat kerajinan permeubelan kayu.
11)    Adanya kelembagaan, organisasi, dan kelompok-kelompok, pertanian, usaha dan keagamaan desa, memudahkan dalam berkoordinasi setiap kegiatan pembangunan.
Daftar peta permasalahan ini didapat dari hasil musrenbangdes penyusunan RPJM Desa yang menghadirkan masing-masing perwakilan dusun yang berkompeten dan mewakili unsur-unsur yang ada di dalamnya. Sebagai data tambahan, upaya observasi dan wawancara dengan para pihak terkait juga dilakukan, sehingga dimungkinkan tidak ada masalah, potensi dan usulan perencanaan pembangunan desa yang tercecer.
Semua pandangan yang muncul diinventarisir, dicoding, dan diskoring, untuk kemudian diurutkan berdasarkan nilai permasalahan yang mendapat skoring terbanyak di masing-masing bidang. Karena begitu banyaknya masalah yang masuk maka diupayakan reduksi data, sehingga masalah di sini benar-benar masalah pokok dan penting.
4.3.3        Program Pembangunan Desa
Rencana Tindak Lanjut (RTL) kegiatan pembangunan merupakan dokumen perencanaan pembangunan desa selama lima tahun bagi Desa Kenjo. Keberadaannya merupakan akumulasi berbagai usulan pembangunan dari enam dusun yang hanya mampu dipecahkan lewat kebijakan pembangunan tingkat desa. Karena sifatnya yang demikian maka Rencana Tindak Lanjut (RTL) ini adalah dokumen yang sangat penting merupakan inti dari RPJM Desa.
Dokumen Rencana Tindak Lanjut (RTL) kegiatan pembangunan ini berisi uraian tentang strategi pembangunan jangka menengah yang bersifat holistik dan terintegrasi di semua bidang, dengan tetap berupaya mensinkronisasikannya dengan kebijakan daerah dalam RPJMD baik secara makro, mikro dan strategis. Di samping itu proses penyaringan kegiatan pembangunan yang terpilih didasarkan pada kemampuan dan kompetensi desa dengan tetap mengedepankan nilai-nilai partisipatif, transparan dan dapat dipertanggunggjawabkan. Dengan demikian keberadannya merupakan kebutuhan dan gambaran nyata pembangunan Desa ini.
Berikut ini adalah matrik Rencana Tindak Lanjut (RTL) kegiatan pembangunan Desa selama lima tahun (2011 – 2015) : Program Pembangunan Desa bertujuan memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat, untuk mencapai tujuan ini, desa memiliki Program  yaitu :
1.            Program Rutin :
-          Pelaksanaan kegiatan posyandu yang dilakukan tiap bulan disemua dusun.
-          Pendidikan PAUD
-          Pendidikan Taman Kanak – Kanak (TK)
-          Secara gotong royong diadakan kerja bhakti.
2.           Program Pembangunan Infrastruktur :
-          Perawatan sarana Prasarana yang sudah ada.
-          Pembangunan Sarana Prasarana Desa dengan dana berasal dari Swadaya masyarakat, APB Des, APBD, APBN.
3.            Program Ekonomi :
-          Meningkatkan Skill Petani (keahlian) untuk mencapai Panen yang lebih banyak.
-          Menarik Investor guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
-          Membuat produk unggulan sebagai ciri khas Desa dan Daya tarik bagi Desa.
4.             Program Sosial Budaya
-          Melestarikan adat istiadat
-          Meningkatkan kesenian
5.             Program Lingkungan Hidup
-          Pembuatan tempat pembuangan sampah
6.             Program Pertanian
-          Pembangunan aliran irigasi
-          Penanaman bibit unggul
-          penanaman palawija
4.3.4        Strategi Pencapaian Pembangunan
Berdasarkan hasil rembug warga merancang ke depan, dapat diidentifikasikan 8 (delapan) isu/permasalahan, yaitu :
1.      Sarana dan prasarana wilayah
2.      Ekonomi
3.      Kelembagaan
4.      Keagamaan
5.      Sosial
6.      Pendidikan
7.      Pertanian
8.      Kesehatan
No
Harapan 5 Tahun ke Depan
Program
A.
1.
Sarana dan Prasarana
Teratasinya masalah transportasi Desa

a.     Pelengsengan jalan Makadam
b.     Pengaspalan jalan Makadam
c.     Pelengsengan jalan menju desa Tamansuruh
d.    Pelengsengan jalan menju dusun Jambean
e.     Pelengsengan jalan menju jalan raya Licin
2.
Jembatan
a.     Rehab Jembatan Rusak
5.
Tersedianya saluran irigasi
a.   Saluran irigasi ke sawah talang watu
b.   Saluran irigasi dam makam
c.   Saluran air pembuangan dari sawah
6.
Tersedianya sarana pelayanan masyarakat dan tempat ibadah yang memadai
a.   Rehab masjid
b.   Pembuatan kantor PKK
c.   Pembuatan Kantor BPD
d.  Pembuatan Kantor LPMD
e.   Pembuatan papan nama BPD,  LPMD, dan PKK
B.
1.
Pembangunan Ekonomi
Terwujudnya ekonomi produktif melalui kredit lunak

a.     Pembuatan usaha mebel
b.     Pembuatan toko pertanian
2.
Terciptanya tenaga-tenaga pertukangan yang memadai
b.   Pelatihan pertukangan
c.   Pinjaman modal usaha yang lunak
C
1.
Kelembagaan
Terwujudnya peningkatan kinerja para perangkat desa

a.   Meningkatkan kinerja aparat desa
b.   Bimbingan / penyuluhan teknis administrasi perangkat desa
c.   Buku panduan yang lengkap
d.  Pengawasan dan pengarahan secara continoue
2.
Adanya informasi dan komunikasi antar lembaga dan masyarakat
a.   Menghidupkan kembali rembug desa
b.   Memfungsikan BPD secara maksimal oleh masyarakat
c.   BPD masuk Kantor minimal sekali dalam seminggu
d.  Pengadaan computer/meja kerja di setiap lembaga
D.
1.
Keagamaan
Sarana pendidikan agama

a.   Meningkatkan sarana dan prasarana TPQ
b.   Pengadaan buku-buku agama dan Al-Qur’an
E.
1.
Sosial
Meningkatkan taraf hidup demi terciptanya kesejahteraan masyarakat

a.   Penerangan jalan
b.   Gerakan taskin
c.   Penyuluhan di bidang hukum, kesehatan dan pertanian
F.
1.
Pendidikan
Tersedianya saran pendidikan yang kayak

a.   Pembuatan gedung TPQ
b.   Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
c.   Diadakannya peningkatan pembelajaran siswa melalui kursus-kursus
G.
1.
Pertanian
Hasil pertanian dapat mencukupi kebutuhan

a.   Pembelian traktor
b.   Teknologi pembuatan pupuk organik
c.   Penyuluhan pertanian
2.
Meningkatnya penghasilan petani
a.   Bantuan pupuk
b.   Bantuan bibit unggul
c.   Pinjaman petani tanpa bunga
d.  Penyetaraan harga gabah
H.
1.
Kesehatan
Peningkatan pelayanan kesehatan

a.   Pembuatan pos kesehatan
b.   Bantuan perlengkapan medis
c.   Bantuan biaya KB
d.  Penyuluhan kesehatan
e.   Mobil Ambulance Desa
f.    Peningkatan Gizi



BAB V
PENUTUP
Pembangunan Desa adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan usaha, akses terhadap pengambilan keputusan maupun indeks pembangunan manusia. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa disingkat RPJM-Des adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun dimulai bulan Januari tahun 2011 sampai dengan bulan Desember 2015, yang memuat arah kebijakan pembangunan desa. arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum dan program, dan program satuan kerja perangkat daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas kewilayahan disertai dengan rencana kerja.
Selanjutnya dokumen ini dijadikan rujukan dan dasar dalam penyusunan rencana kerja pembangunan desa (RKP-Des) untuk periode 1 (satu) tahun yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan pendanaan yang dimutakhirkan program prioritas pembangunan desa baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Selanjutnya dengan adanya RPJM-Des yang sudah mengacu pada visi, misi, tujuan, sasaran yang akan dicapai selama lima tahun maka harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Desa secara lebih merata dan berkeadilan sebagai bagian proses mewujudkan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin secara demokratis.
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan RPJM-Desa Desa Kenjo tahun 2011-2015 perlu dilaksanakan evaluasi tahunan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana pembangunan. Hal-hal yang belum diatur terkait isu-isu pembangunan desa saat ini akan dibahas lebih lanjut melalui kajian ulang sesuai kebutuhan pembangunan di desa.

                                                                     Kenjo ,    08 MEI  2012


Daftar pustaka
1.            Sumawi Kepala desa kenjo
2.            MASKUDI, S.Ag M.Hum lpmd dsa kenjo
3.            H. Isnaini, S.Pd tokoh desa kenjo
4.            Mbah kesi sesepuh desa kenjo
5.            Setaf pemerintahan desa kenjo