BAB I
GAMBARAN UMUM KONDISI DESA
1.1 Sejarah Desa
Menurut sesepuh desa kenjo mbah kasi
yang usianya sekarang kurang lebih 120 tahun beliau sampai sekarang masih sehat
dan menemui genrasi yang keempatnya, awal mulanya desa kenjo milai dari
datangnya perantau yang berasal dari bugis, mereka datang sekitar tahun 1.700an
dan bermukim satu km di sebelah selatan dari desa kenjo yang sekarang, dekat
dengan sungai curam (cawan), mereka mengambil air dengan cara memakai gunjo,
hingga hingga masyarakat menamai desanya dengan nama kenjo, setelah bertahun-
tahun tinggal mereka merasa kurang nyaman, maka mereka memutuskan untuk pindah
ke tempat yang dinilai strategis dan mudah memdapatkan air, dengan tujuan untuk
mempermudah pengairan lahan pertania atau berladang, dengan demikian sampai
sekarang masyarakat desa kenjo merasakan kemudahan mendapatkan pengairan
irigasi yamg mudah walau di landa kekeringan ketika musim kemarau panjang.
Menurut sumber cerita dari para
sesepuh desa Kenjo masa kini, bahwa terjadinya Desa Kenjo dimulai sekitar tahun
1.789-an. Ketika itu ada tiga orang dari Lereng Sungai Cawan yang bernama
Kamisah, Mujono dan Dakir. Ketiga mencari tempat yang strategis untuk dijadikan
tempat pemukiman/kampong yang mudah dijangkau dalam kehidupan sehari-hari untuk
mengambil air bersih yang dapat dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari baik
minum ataupun memasak. Adapun kesulitan warga tersebut tidak alat yang
dipergunakan terpaksa denggan menggunakan Kendi Bambu atau Gunjo dengan
berjalannya waktu daerah tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah Desa yang
diberi nama Kenjo.
1.2 Asal Usul Desa Kenjo
Dari tahun ke tahun penduduk semakin bertambah dan
pemukiman bertambah luas dimana kehidupan warga cukup makmur, subur dengan
curah hujan sedang sehingga banyak hasil bumi yang dihasilkan diantaranya padi,
palawija dan rempah-rempah kemudian warga memulai memberi batas-batas antara
lain :
-
Sebelah
Barat : Daerah phutuk
dengan ditandai batu besar
yang sampai
sekarang masih ada.
-
Sebelah
Timur : Daerah Lebak
-
Sebelah Utara : Daerah Cermean
-
Sebelah
Selatan : Daerah Salakan
Dengan perkembangan dan kemajuan zaman maka batas-batas tersebut
sudah tidak ditampakkan kembali sekitar tahun 1942 warga masyarakat Desa Kenjo
memilih MAIL sebagai Kepala Desa yang pertama kemudian dilakukan pemekaran
wilayah dusun menjadi 2 (dua) dusun antara lain :
-
Dusun
Krajan
-
Dusun
Salakan
Adapun
saat ini Desa Kenjo dihuni oleh sebanyak 1929 jiwa terdiri dari penduduk
laki-laki 930 jiwa dan perempuan 999 jiwa 653 kepala keluarga (KK). Dari masing-masing
dusun tersebut terdiri dari : sampai sekarang terdiri dari :
1.
Dusun
Krajan terdiri dari 2 RW dengan 9 RT
2.
Dusun
Salakan terdiri dari 2 RW dengan 7 RT
Pada bulan Nopember 2004 terjadi pemekaran wilayah Kecamatan Glagah
menjadi sua kecamatan, yaitu Kecamatan Glagah sebagai kecamatan induk dan
Kecamatan Licin sebagai kecamatan pecahan. Sehingga akhirnya sekarang Kecamatan
Glagah sebagai Kecamatan Induk membawahi 8 (delapan) Desa dan 2 (dua)
Kelurahan, yaitu :
1.
Desa
Glagah
2.
Desa
Olehsari
3.
Desa Kenjo
4.
Desa Paspan
5.
Desa
Rejosari
6.
Desa
Kemiren
7.
Desa
Tamansuruh
8.
Desa
Kampunganyar
9.
Kelurahan
Banjarsari, dan
10.
Kelurahan
Bakungan.
Demikian sejarah berdirinya Desa Kenjo yang bias digali melalui
penjelasan para sesepuh desa yang masih hidup dan tokoh masyarakat Desa Kenjo. Semoga
ini menjadi pengetahuan bagi para generasi muda di Desa Kenjo pada khususnya
dan masyarakat Banyuwangi pada umumnya.
Para Pejabat Bekel atau Kepala Desa
Kenjo semenjak berdirinya Desa Kenjo adalah sebagai berikut :
No.
|
Nama
|
Masa Jabatan
|
Program Unggulan
|
1
|
AMARI
|
1901 – 1912
|
Klansiran Tanah
|
2
|
SAPI’I
|
1912 – 1924
|
Peningkatan Kesenian Adat Desa
Wayang Kulit dan Bonang
|
3
|
SAPI,I
|
1924 – 1934
|
-
|
4
|
SAHLAN
|
1934(3bln 10hari)
|
-
|
5
|
MUJI
|
1934 – 1944
|
Peningkatan Seni budaya tradisional
janger dan angklung caruk
|
6
|
JUNAIDI
|
1944 – 1954
|
Pembangunan jalan dusun
|
7
|
PJ. MAUN
|
1954 – 1955
|
-
|
8
|
DOSOK
|
1955 – 1988
|
Saluran irigasi dan dam
|
9
|
PJ. SANUSI
|
1988 – 1989
|
Melanjutkan program saluran irigasi
dan dam pembagi air
|
10
|
MARIYONO
|
1989 – 2006
|
Padat karya, MCK, plesterisasi,
klansiran, pintu gerbang
|
11
|
PJ. SOE’UD
RAHARJO
|
2006 – 2007
|
Pembangunan balai desa dan kantor
desa, perbaikan saluran air bersih, plengsengan pembagi air, MCK, perbaikan
instalasi dan alat komunikasi serta sarana kerja lainnya.
|
12
|
SUMAWI
|
2007 - Sekarang
|
Saluran air bersih, penerangan
jalan, saluran irigasi, pengaspalan jalan
|
1.3 Sejarah Pembangunan Desa
Kenjo Masa Lalu
Pada masa lalu mengenai
pembangunan masih banyak yang sifatnya gotong royong. Misalnya pembuatan
jembatan, jalan dan saluran irigrasi yang seluruhnya swadaya masyarakat
sendiri, dan dengan mudah masyarakat diajak bekerja gotong royong. Namun lama
kelamaan gotong royong tersebut semakin berkurang.
1.4 Sejarah Pembangunan Desa
Kenjo Masa Kini
Pada masa sebelum tahun 1960an transportasi dari Desa Kenjo ke
Banyuwangi masih transportasi traduional dengan menggunakan kuda atau jalan
kaki. Dan belum ada pengerasan jalan atau belum di aspal sehingga masyarakat
kesulitan untuk menjual hasil pertaaniannya ke kota.
Baru pada sekitar tahun 1952-1977 terjadi pengerasan dan pengaspalan
jalan sepanjang ± 3 Km dari arah Desa Paspan sampai Desa
Tamansuruh sehingga jalan raya di Desa Kenjo ikut diaspal juga, sehingga
anglutan oplet atau sejenis angkot yang bias mempermudah sarana transportasi ke
Banyuwangi maupun ke Desa lainnya.
Memasuki Pelita II tepatnya tahun 1975, guna meningkatkan kualitas
Sumber Daya Masyarakat Desa Kenjo di adakan program PBH (Pemberantasan Buta
Huruf). Dilanjutkan kemudian pada tahun 1994, listrik sudah mulai masuk ke Desa
Kenjo, hal ini kemudian memacu masyarakat untuk meningkatkan perekonomian di
segala bidang.
Pada sekitar tahun 2006, baru memudahkan warga masyarakat Desa Kenjo
untuk memudah proses belajar mengajar dengan dibukanya Sekolah Menengah Pertama
Negeri (SMPN) II Glagah sebagai wujud upaya kepedulian Pemerintah terhadap
program Pemerintah Pusat yaitu mempercepat program penuntasan wajar (wajib
belajar) 9 (sembilan) tahun yang letaknya tidak jauh dari Desa Kenjo ± 1 Km yaitu di Dusun Jambean Desa Glagah Kecamatan Glagah.
Dengan banyaknya warga
yang sudah dilatih dalam bidang pembangunan Desa, maka pembangunan tersebut
tidak hanya dikelola oleh LPMD saja tetapi banyak kelompok masyarakat yang
turut serta terjun dalam pembangunan desa.
Pada tahun 2008
mendapatkan proyek dari PNPM-MP (nama lain dari PPK) untuk pembangunan Gedung
Polindes di Dusun Krajan Kemudian pada tahun 2009 juga mendapatkan proyek dari
PNPM-MP untuk pembangunan dari 8 MCK menjadi 9 MCK di desa Kenjo.
Setiap tahun Desa Kenjo
mendapat Dana Subsidi Desa sekarang ADD (Anggaran Dana Desa). Namun belum
terlihat adanya pembangunan yang signifikan, karena Desa Kenjo cukup luas dan
banyaknya jalan atau sarana transportasi yang sudah rusak, sehingga pembangunan
belum merata di keseluruhan desa.
BAB II
PROFIL DESA
2.1 Kondisi
Desa
2.1.1
Geografis Desa
Desa Kenjo secara geografis terletak di dataran yang
tinggi dan sebagian berada di dataran rendah berjarak ± 2 Km arah barat dari
pusat kecamatan dan memiliki potensi yang cukup strategis dengan luas wilayah 504.221 Ha yang terbagi menjadi 2 Dusun,
yakni: Salakan dan Dusun Krajan dengan perbatasan wilayah sebagai
berikut :
Utara : Berbatasan dengan Desa Tamansuruh Kecamatan Glagah
Barat : Berbatasan dengan Desa Licin Kecamatan Licin
Selatan : Berbatasan dengan Desa Jelun Kecamatan Licin
Timur : Berbatasan dengan Desa Glagah Kecamatan Glagah
Desa Kenjo Kecamatan Glagah memiliki jumlah penduduk ± 1.906 jiwa yang terdiri dari 959 jiwa penduduk laki-laki dan 947 jiwa
perempuan. Potensi Desa Kenjo cukup besar, baik potensi yang sudah dimanfaatkan maupun
yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Potensi yang ada baik sumber daya alam
maupun sumber daya manusianya perlu terus digali dan dikembangkan untuk
kemakmuran masyarakat secara umum.
Secara umum potensi Desa Kenjo dapatlah
didiskripsikan dengan berbagai aspek yang secara langsung maupun tidak langsung
merupakan mata rantai dari sistem kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. beberapa aspek dimaksud adalah dapat digambarkan melalui peta sosial
dibawah ini :
PETA SOSIAL DESA Kenjo
2.1.2
Demografi Desa
Secara umum gambaran penduduk
Desa Kenjo dapat diklasifikasikan dalam 4 hal
yaitu : Berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan dan agama.
Adapun gambaran dari demografi Desa Kenjo sebagai berikut :
2.1.2.1
Penduduk berdasarkan jenis
kelamin
Gambaran
secara umum tentang jumlah penduduk Desa Kenjo
berdasarkan jenis kelamin dapat disajikan pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah (orang)
|
1
|
Laki-laki
|
959
|
2
|
Perempuan
|
947
|
Jumlah
|
1.906
|
Sumber :
Monografi Desa Kenjo Tahun 2010
Dari
tabel 1 diatas menunjukan bahwa sebanyak 947 orang (49,69%) penduduk Desa Kenjo
berjenis kelamin perempuan, sedangkan sisanya sebesar 959 orang (50,31 %) berjenis kelamin
laki-laki. Hal ini menunjukan bahwa di Desa Kenjo
peran perempuan dalam perumusan pembangunan mempunyai arti yang sangat penting
dan strategis.
2.1.2.2
Penduduk berdasarkan
pekerjaan
Sedangkan
gambaran secara umum tentang jumlah penduduk Desa Kenjo
berdasarkan pekerjaan dapat disajikan pada tabel 2 adalah sebagai
berikut :
Tabel 2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No
|
Pekerjaan
|
Jumlah
(orang)
|
1
|
Petani
|
123
|
3
|
Pegawai
Swasta
|
26
|
4
|
Pegawai
Negeri Sipil
|
17
|
5
|
Perdagangan
|
16
|
6
|
Pengrajin
|
-
|
7
|
Buruh
Tani
|
284
|
8
|
Jasa
|
176
|
Jumlah
|
642
|
Sumber :
Pendataan RPJMDES Tahun 2010
Dari
data tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar penduduk Desa Kenjo bermata pencaharian sebagai buruh tani dan jasa sebanyak 466
orang (72,59 %),
sebagai petani 123 orang ( 26,39%), pegawai swasta sebanyak 26 orang (5,58%), bekerja Pegawai Negeri Sipil sebanyak 17 orang (3,65 %), dan bekerja dibidang perdagangan sebanyak 16 orang (3,43 %).
2.1.2.3
Penduduk berdasarkan
pendidikan
Gambaran secara rinci tentang jumlah
penduduk Desa Kenjo berdasarkan tingkat
pendidikan dapat disajikan pada tabel 3 adalah sebagai berikut :
Tabel 3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
|
Pendidikan
|
Jumlah
|
1
|
Tidak
Sekolah
|
88
|
1
|
SD
|
493
|
2
|
SMP
|
177
|
3
|
SMA
|
94
|
4
|
PT /
Akademi
|
25
|
Jumlah
|
877
|
Sumber :
Pendataan RPJMDES Tahun 2010
Dari data tabel 3 menunjukan
bahwa sebagian besar penduduk Desa Kenjo mempunyai pendidikan SD sebesar 493 orang (56,22 %), sedangkan sebanyak 177 orang (20,18 %) berpendidikan SMP/ MTs, sebanyak 94 orang (10,72%) berpendidikan SMA /MA, sebanyak 25 orang (2,85%) berpendidikan
PT/Akademi sedangkan sisanya sebanyak 88 orang (10,03%) tidak sekolah.
2.1.2.4 Penduduk berdasarkan agama
Jumlah
penduduk Desa Kenjo berdasarkan pemeluk agama
dapat disajikan pada tabel 4 adalah
sebagai berikut
Tabel 4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pemeluk Agama
N0
|
Agama
|
Jumlah
|
1
|
Islam
|
1.906
|
2
|
Kristen
|
-
|
3
|
Katolik
|
-
|
4
|
Hindu
|
-
|
5
|
Budha
|
-
|
Jumlah
|
1.906
|
Sumber :
Pendataan RPJMDES Tahun 2010
Dari tabel 4
menunjukan bahwa penduduk Desa Kenjo sebanyak 1.906 orang (100%) memeluk agama Islam. Keadaan
yang demikian ditunjukan dengan banyaknya bangunan sarana prasarana ibadah yang
berupa Masjid dan Mushala serta kehidupan masyarakat Desa Kenjo yang Islamis
dan relegius.
2.1.2.5 Penduduk berdasarkan usia
Jumlah
penduduk Desa Kenjo berdasarkan pemeluk usia
dapat disajikan pada tabel 5 adalah
sebagai berikut :
Tabel 5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
No
|
Usia
(thn)
|
Laki-laki
|
perempuan
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
0-4
|
70
|
54
|
124 orang
|
6, 50%
|
2
|
5-9
|
67
|
49
|
116 orang
|
6,09%
|
3
|
10-14
|
62
|
75
|
137 orang
|
7,19%
|
4
|
15-19
|
74
|
58
|
132 orang
|
6,92%
|
5
|
20-24
|
71
|
65
|
136 orang
|
7,14%
|
6
|
25-29
|
76
|
54
|
130 orang
|
6,82%
|
7
|
30-34
|
56
|
66
|
122 orang
|
6,40%
|
8
|
35-39
|
64
|
85
|
149 orang
|
7,82%
|
9
|
40-44
|
86
|
87
|
173 orang
|
9,08%
|
10
|
45-49
|
85
|
91
|
176 orang
|
9,23%
|
11
|
50-54
|
60
|
54
|
114 orang
|
5,98%
|
12
|
55-58
|
56
|
40
|
96 orang
|
5,04%
|
13
|
>59
|
132
|
169
|
301 orang
|
15,79%
|
Jumlah Total
|
959
|
947
|
1.906 orang
|
100,%
|
Berdasarkan
Data PPLS 2010
Dari data di atas nampak bahwa penduduk usia
produktif pada usia 20-49 tahun Desa Kenjo sekitar 886 atau hampir 46,48 %.
Hal ini merupakan modal berharga bagi pengadaan tenaga produktif dan SDM.
Tingkat kemiskinan di Desa Kenjo termasuk tinggi. Dari jumlah 738 KK di atas, sejumlah 221 KK tercatat sebagai Pra Sejahtera; 207 KK tercatat Keluarga Sejahtera I; 212 KK tercatat
Keluarga Sejahtera II; 34 KK tercatat Keluarga Sejahtera III; 64 KK sebagai sejahtera III plus. Jika KK golongan Pra-sejahtera dan KK
golongan I digolongkan sebagai KK golongan miskin, maka lebih 50 % KK Desa Kenjo
adalah keluarga miskin.
2.1.2.6 Penduduk berdasarkan kondisi kesehatan
Masalah pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga masyarakat dan merupakan hal yang penting bagi peningkatan kualitas masyarakat kedepan. Masyarakat yang produktif harus didukung oleh kondisi kesehatan. Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang terserang penyakit. Dari data yang ada menunjukkan adanya jumlah masyarakat yang terserang penyakit
relatif tinggi. Adapun penyakit yang sering diderita antara lain infeksi pernapasan akut bagian atas, malaria,
penyakit sistem otot dan jaringan pengikat. Data tersebut menunjukkan bahwa
gangguan kesehatan yang sering dialami penduduk adalah penyakit yang bersifat
cukup berat dan memiliki durasi lama bagi kesembuhannya, yang diantaranya disebabkan perubahan cuaca
serta kondisi lingkungan yang kurang sehat. Ini tentu mengurangi daya
produktifitas masyarakat Desa Kenjo secara umum.
Sedangkan data orang cacat mental dan fisik juga cukup
tinggi jumlahnya. Tercatat penderita bibir sumbing berjumlah 2 orang, tuna wicara 1 orang, tuna rungu 5 orang, tuna netra 4 orang, dan lumpuh 2 orang. Data ini
menunjukkan masih rendahnya kualitas hidup sehat di Desa Kenjo.
Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah terkait
keikutsertaan masyarakat dalam KB. Terkait hal ini peserta KB aktif tahun 2007
di Desa Kenjo berjumlah 304 pasangan usia subur. Sedangkan jumlah bayi yang diimunisasikan dengan Polio dan DPT-1
berjumlah 102 bayi. Tingkat partisipasi demikian ini
relatif tinggi walaupun masih bisa dimaksimalkan mengingat cukup tersedianya
fasilitas kesehatan berupa sebuah Puskesmas, dan Poskesdes di Desa Kenjo. Maka wajar jika ketersediaan fasilitas kesehatan yang
relatif lengka ini berdampak pada kualitas kelahiran bagi bayi lahir. Dari 73 kasus bayi lahir pada tahun 2009, hanya
2 bayi yang tidak tertolong.
Hal yang perlu juga dipaparkan di sini adalah kualitas
balita. Dalam hal ini, dari jumlah 219 balita di tahun 2008, masih
terdapat 6 balita bergizi buruk, 30 balita bergizi kurang dan lainnya
sedang dan baik. Hal inilah kiranya yang perlu ditingkatkan perhatiannya agar
kualitas balita Desa Kenjo ke depan lebih baik.
2.1.3
Keadaan Sosial
Politik Desa
Dengan
adanya perubahan dinamika politik dan sistem politik di Indonesia yang lebih
demokratis, memberikan pengaruh kepada masyarakat untuk menerapkan suatu
mekanisme politik yang dipandang lebih demokratis. Dalam konteks politik lokal
Desa Kenjo, hal ini tergambar dalam pemilihan kepala desa dan
pemilihan-pemilihan lain (pilleg, pilpres, pemillukada, dan pilgub)
yang juga melibatkan warga masyarakat desa secara umum.
Khusus
untuk pemilihan kepala Desa Kenjo, sebagaimana tradisi kepala desa di Jawa,
biasanya para peserta (kandidat) nya adalah mereka yang secara trah memiliki
hubungan dengan elit kepala desa yang lama. Hal ini tidak terlepas dari
anggapan masyarakat banyak di desa-desa bahwa jabatan kepala desa adalah
jabatan garis tangan keluarga-keluarga tersebut. Fenomena inilah yang biasa
disebut pulung bagi keluarga-keluarga tersebut.
Jabatan
kepala desa merupakan jabatan yang tidak serta merta dapat diwariskan kepada
anak cucu. Mereka dipilh karena kecerdasan, etos kerja, kejujuran dan
kedekatannya dengan warga desa. Kepala desa bisa diganti sebelum masa
jabatannya habis, jika ia melanggar peraturan maupun norma-norma yang berlaku.
Begitu pula ia bisa diganti jika ia berhalangan tetap.
Karena
demikian, maka setiap orang yang memiliki dan memenuhi syarat-syarat yang sudah
ditentukan dalam perundangan dan peraturan yang berlaku, bisa mengajukan diri
untuk mendaftar menjadi kandidat kepala desa. Fenomena ini
juga terjadi pada pemilihan desa Kenjo pada tahun 2007. Pada pilihan
kepala desa ini partisipasi masyarakat sangat tinggi, yakni hampir 95%.
Tercatat ada dua kandidat kepala desa pada waktu itu yang mengikuti
pemilihan kepala desa. Pilihan kepala Desa bagi warga masyarakat Desa Kenjo
seperti acara perayaan desa.
Pada
bulan Juli dan Nopember 2008 ini masyarakat juga dilibatkan dalam pemilihan
Gubernur Jawa Timur putaran I dan II secara langsung. Walaupun tingkat
partisipasinya lebih rendah dari pada pilihan kepala Desa, namun hampir 70%
daftar pemilih tetap memberikan hak pilihnya. Ini adalah proggres demokrasi
yang cukup signifikan di Desa Kenjo.
Setelah proses-proses politik selesai, situasi desa kembali berjalan
normal. Hiruk pikuk warga dalam pesta demokrasi desa berakhir dengan kembalinya
kehidupan sebagaimana awal mulanya. Masyarakat tidak terus menerus terjebak
dalam sekat-sekat kelompok pilihannya. Hal ini ditandai dengan kehidupan yang
penuh tolong menolong maupun gotong royong.
Walaupun pola kepemimpinan ada di Kepala Desa namun mekanisme
pengambilan keputusan selalu ada pelibatan masyarakat baik lewat lembaga resmi
desa seperti Badan Perwakilan Desa maupun lewat masyarakat langsung. Dengan
demikian terlihat bahwa pola kepemimpinan di Wilayah Desa Kenjo mengedepankan pola kepemimpinan yang demokratis.
Berdasarkan deskripsi beberapa fakta di atas, dapat dipahami bahwa Desa
Kenjo mempunyai dinamika politik lokal
yang bagus. Hal ini terlihat baik dari segi pola kepemimpinan, mekanisme
pemilihan kepemimpinan, sampai dengan partisipasi masyarakat dalam menerapkan
sistem politik demokratis ke dalam kehidupan politik lokal. Tetapi terhadap
minat politik daerah dan nasional terlihat masih kurang antusias. Hal ini dapat
dimengerti dikarenakan dinamika politik nasional dalam kehidupan keseharian
masyarakat Desa Kenjo kurang mempunyai greget, terutama yang berkaitan dengan
permasalahan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat secara langsung.
Berkaitan dengan letaknya yang berada ujung timur propinsi Jawa Timur
suasana budaya masyarakat Jawa sangat terasa di Desa Kenjo. Dalam hal kegiatan agama Islam misalnya, suasananya
sangat dipengaruhi oleh aspek budaya dan sosial Jawa. Hal ini tergambar dari
dipakainya kalender Jawa/ Islam, masih adanya, slametan, tahlilan, mithoni, dan
lainnya, yang semuanya merefleksikan sisi-sisi akulturasi budaya Islam dan
Jawa.
Dengan semakin terbukanya masyarakat terhadap arus informasi, hal-hal
lama ini mulai mendapat respon dan tafsir balik dari masyarakat. Hal ini
menandai babak baru dinamika sosial dan budaya, sekaligus tantangan baru
bersama masyarakat Desa Kenjo. Dalam
rangka merespon tradisi lama ini telah mewabah dan menjamur kelembagaan sosial,
politik, agama, dan budaya di Desa Kenjo. Tentunya hal ini membutuhkan kearifan
tersendiri, sebab walaupun secara budaya berlembaga dan berorganisasi adalah
baik tetapi secara sosiologis ia akan beresiko menghadirkan kerawanan dan
konflik sosial.
Dalam catatan sejarah, selama ini belum pernah terjadi bencana alam dan
sosial yang cukup berarti di Desa Kenjo. Isu-isu terkait tema ini, seperti
kemiskinan dan bencana alam, tidak sampai pada titik kronis yang membahayakan
masyarakat dan sosial.
2.1.4
Keadaan Ekonomi
Tingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa Kenjo Rp. ± 500.000,- Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa
Kenjo dapat teridentifikasi ke dalam beberapa sektor yaitu
pertanian, jasa/perdagangan, industri dan lain-lain. Berdasarkan data yang ada,
masyarakat yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 407 orang, yang bekerja disektor jasa berjumlah 115 orang, yang bekerja di sektor industri 5 orang, dan bekerja di sektor
lain-lain 359 orang. Dengan
demikian jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian berjumlah 886
orang. Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian.
Tabel 6
Mata Pencaharian dan Jumlahnya
No
|
Mata Pencaharian
|
Jumlah
|
Prosentase
|
|
1
|
Pertanian
|
407 orang
|
45,94 %
|
|
2
|
Jasa/
Perdagangan
1.
Jasa Pemerintahan
2.
Jasa Perdagangan
3.
Jasa Angkutan
4.
Jasa Ketrampilan
5.
Jasa lainnya
|
43 orang
17 orang
10 orang
15 orang
30 orang
|
4,85 %
1,92 %
1,13 %
1,69 %
3,39 %
|
|
3
|
Sektor Industri
|
5 orang
|
0,56 %
|
|
4
|
Sektor lain
|
359 orang
|
40,52 %
|
|
Jumlah
|
886 orang
|
100 %
|
|
Dengan melihat data di atas maka angka pengangguran di Desa Kenjo masih
cukup rendah. Berdasarkan
data lain dinyatakan bahwa jumlah penduduk usia 20-55 yang belum bekerja berjumlah 96 orang dari jumlah angkatan kerja
sekitar 886 orang. Angka-angka inilah yang merupakan kisaran angka pengangguran di Desa Kenjo.
2.2
Kondisi Pemerintahan Desa
2.2.1
Pembagian
Wilayah Desa
Wilayah
Desa Kenjo terdiri dari 2 Dusun yaitu : Salakan dan Krajan, yang masing-masing dipimpin
oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun menjadi sangat strategis seiring
banyaknya limpahan tugas desa kepada aparat desa ini. Dalam
rangka memaksimalkan fungsi pelayanan terhadap masyarakat di Desa Kenjo, dari
kesepuluh dusun tersebut terbagi menjadi 4 Rukun Warga (RW) dan 18 Rukun
Tetangga (RT).
2.2.2
Struktur Organisasi
Pemerintahan Desa
Keberadaan
Rukun Tetangga (RT) sebagai bagian dari satuan wilayah pemerintahan Desa Kenjo
memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan masyarakat
wilayah tersebut, terutama terkait hubungannya dengan pemerintahan pada level
di atasnya. Dari kumpulan Rukun Tetangga inilah sebuah Padukuhan (Rukun Warga;
RW) terbentuk.
Sebagai
sebuah desa, sudah tentu struktur kepemimpinan Desa Kenjo tidak bisa lepas dari
strukur administratif pemerintahan pada level di atasnya. Hal ini
dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
Bagan I
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan
Desa Kenjo
Staf Urusan Keuangan
|
BPD
|
Kepala
Desa
|
Sekretaris
Desa
|
Staf
Urusan Umum
|
Staf
Urusan Pemerintahan
|
Modin
|
Seksi
Pembangunan
|
Uceng
|
Kasun
|
Kasun
|
Kasun
|
Kasun
|
Kasun
|
Tabel 1
Nama Perangkat Desa Kenjo
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
Sumawi
|
Kepala Desa
|
2
|
Dwi Budi
Subagio
|
Sekretaris Desa
|
3
|
Lilik
Hardiyati
|
Staf Urusan
Pemerintahan
|
4
|
Lailiyah
|
Staf Urusan Keuangan
|
5
|
Untung
|
Staf Urusan Umum
|
6
|
Gozali
|
Seksi Pembangunan
|
7
|
Apandi
|
Modin
|
Tabel 2
Nama Anggota Badan Permusyawaratan Desa Kenjo
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
Dumairi
|
Ketua
|
2
|
Aguswandi
|
Sekretaris
|
3
|
Samsuri
|
Bendahara
|
4
|
Sarkoni
|
Anggota
|
5
|
Sahroni
|
Anggota
|
6
|
Busairi
|
Anggota
|
7
|
Slamet
|
Anggota
|
Tabel 3
Nama-nama LPMD Desa Kenjo
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
Muhamad, S.Pdi, S.Pd
|
Ketua
|
2
|
Deni Sumardi
|
Sekretaris
|
3
|
Subandi
|
Bendahara
|
4
|
H. Isnaini, S.Pd
|
Anggota
|
5
|
Maskudi, S.Ag., M.Hum
|
Anggota
|
6
|
Syaerofi
|
Anggota
|
7
|
Mariyana
|
Anggota
|
Tabel 4
Pengurus Karangtaruna Desa Kenjo
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
Ahmad
Taulik
|
Ketua
|
2
|
Nazilah
|
Sekretaris
|
3
|
Andri
Winarno
|
Bendahara
|
4
|
Nuron
Kulbiyanto
|
Anggota
|
5
|
Paesol
|
Anggota
|
6
|
Anis
|
Anggota
|
7
|
Rohmat
Tohir
|
Anggota
|
8
|
Taufik
|
Anggota
|
9
|
Heni
Mariana
|
Anggota
|
10
|
Muslih
|
Anggota
|
11
|
Mulyadi
|
Anggota
|
Tabel 5
Tim Penggerak PKK Desa Kenjo
No
|
Nama
|
Jabatan
|
1
|
Siti
Rahayu
|
Ketua
|
2
|
Lilik
Hardiyati
|
Sekretaris
|
3
|
Hulaifah
|
Bendahara
|
4
|
Runi
Ubaidah
|
Anggota
|
5
|
Lailiyah
|
Anggota
|
6
|
Heni
Mariana
|
Anggota
|
7
|
Nazilah
|
Anggota
|
8
|
Mike
|
Anggota
|
9
|
Masturoh
|
Anggota
|
10
|
Anita
|
Anggota
|
Secara umum pelayanan
pemerintahan Desa
Kenjo kepada
masyarakat cukup
memuaskan, kelembagaan yang ada juga berjalan sesuai tugas dan fungsinya
masing-masing.
2.3
Gambaran Tentang Potensi Desa
2.3.1
Aspek Sumberdaya
Aparatur/Perangkat Desa
Desa Kenjo secara umum penyelenggaraan pemerintahan
dan pelaksnaan pembangunan dikelola oleh 2 elemen utama, yakni elemen
Pemerintah Desa yang dipimpin langsung oleh kepala desa beserta jajaran
perangkat desa, yang terdiri dari :
Tabel SDM
Aparatur Pemerintah Desa
NO
|
NAMA
|
JABATAN
|
USIA (Thn)
|
1
|
Sumawi
|
Kepala desa
|
57
|
2
|
Dwi Budi Subagio
|
Sekretaris desa
|
47
|
3
|
Muhlis
|
Kasun Salakan
|
44
|
4
|
Sapi’i
|
Kasun Krajan
|
59
|
Selain komponen perangkat desa, elemen terpenting sebagai
mitra penyelenggaraan Pemerintahan dan Pelaksanaan Pembangunan di Desa Kenjo
adalah keberadaan Badan Perwakilan Desa (BPD), namun keberadaan BPD ini sendiri
saat mengalami perubahan fungsi dan peran yang semula sebagai badan perwakilan
berubah menjadi badan permusyawaratan (menurut UU No 32 tahun 2004) tentang
Pemerintah Daerah. Namun apapun nama dan fungsi keberadaan lembaga ini tetap
dibutuhkan sebagai mitra dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan
pembangunan lima
(5) tahun kedepan.
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dan
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah komponen/elemen masyarakat
yang secara langsung maupun tidak langsung sangat dibutuhkan peran serta
aktifnya dalampelaksanaan pembangunan di desa. Keberadaan LPMD dan PKK yang
juga merupakan representasi warga masyarakat secara umum dapat memfungsikan
dirinya sebagai agen dan fasilitator pembangunan di tingkat desa.
2.3.2
Aspek Ekonomi
Perekonomian Desa Kenjo secara umum di dominasi
pada sektor pertanian yang sistem pengelolaannya masih sangat tradisional). Sektor pertanian desa Kenjo masih monoton
pada unggulan padi dan Tembakau, hal ini diakibatkan adanya
struktur tanah yang mungkin belum tepat untuk produk unggulan pertanian diluar
sentra padi dan persoalan mendasar lainnya adalah system pengairan yang kurang
baik sehingga berdampak adanya kekurangan air jika pada saat musim kemarau.
Oleh karenanya harus ada langkah strategis dalam
mengatasi persoalan tersebut diatas dengan melakukan berbagai upaya-upaya
semaksimal mungkin dengan menggunakan SDA dan SDM yang ada dan diduikung oleh
pihak-pihak terkait (stakeholder)
sehingga kegiatan pembangunan khususnya di bidang ekonomi di desa Kenjo dapat
terus berkelanjutan.
2.3.3
Aspek Sosial
Budaya
Kondisi sosial budaya masyarakat ditunjukan masih
rendahnya kualitas dari sebagian SDM masyarakat di Desa Kenjo, serta cenderung
masih kuatnya budaya paternalistik. Meskipun
demikian pola budaya seperti ini dapat dikembangkan sebagai kekuatan dalam
pembangunan yang bersifat mobilisasi masa. Di samping itu masyarakat Desa Kenjo
yang cenderung memiliki sifat ekspresif, agamis dan terbuka dapat dimanfaatkan
sebagai pendorong budaya transparansi dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan
dan pelaksanaan pembangunan.
Munculnya masalah kemiskinan, ketenagakerjaan dan
perburuhan menyangkut pendapatan, status pemanfaatan lahan pada fasilitas umum
menunjukan masih adanya kelemahan pemahaman masyarakat terhadap hukum yang ada
saat ini. Kondisi ini akan dapat menjadi pemicu timbulnya benih kecemburuan
sosial dan sengketa yang berkepanjangan, jika tidak diselesaikan sejak dini.
2.3.4
Aspek
Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial.
Desa Kenjo dalam penyelenggaraan pendidikan saat
ini cukup mantap, hal ini ditunjukkan dengan minimnya jumlah penduduk buta
huruf. Sedangkan sarana pendidikan
formal cukup memadai, dalam rangka meningkatkan kualitas peserta didik,
Pemerintah Desa beserta warga masyarakat sedang melakukan peningkatan sarana
pendidikan berupa rehabilitasi sarana pendidikan.
Tabel Sarana
Penunjang Pendidikan
No
|
Jenis Sarana
|
Jumlah
|
1
|
PAUD
|
1
|
2
|
TK
|
1
|
3
|
SD/MI
|
1
|
3
|
Madrasah Diniyah
|
1
|
4
|
MTs
|
-
|
5
|
MA
|
-
|
6
|
Pesantren
|
1
|
7
|
Masjid
|
1
|
8
|
Musholla
|
27
|
|
JUMLAH
|
33
|
Sumber : Pendataan RPJMDES Tahun 2010
Ketidak mampuan sarana/infrastruktur ekonomi dan
bisnis dalam upaya menampung para lulusan lembaga pendidikan yang ada di desa,
berakibat pada timbulnya pengangguran, yang akan berdampak pada timbulnya
menurunnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan desa. Adanya
kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) juga berpengaruh pada penurunan tingkat
perekonomian warga yang ditunjukkan dengan adanya meningkatnya jumlah penduduk
miskin, menurunnya daya beli masyarakat, adanya PHK dan persoalan-persoalan
sosial lainnya.
Dalam kondisi seperti ini Pemerintah Desa harus
mampu mengatasi persoalan-persoalan yang mungkin akan timbul akibat dari adanya
dampak kenaikan BBM dengan mengadakan program-program pemberdayaan melalui
kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten.
Tabel Sarana
Kesehatan Masyarakat
No
|
Sarana Kesehatan
|
Jumlah
|
1
|
Polindes
|
1
|
2
|
Tempat Posyandu
|
3
|
3
|
Praktek Bidan
|
1
|
4
|
Dukun Bayi
|
-
|
|
Jumlah Total
|
5
|
Tabel Jumlah
Keluarga Miskin
No.
|
Kategori
|
Jumlah
|
1
|
Keluarga Miskin
|
428 KK
|
2
|
Keluarga Sejahtera
|
310
KK
|
|
JUMLAH TOTAL
|
738 KK
|
Berdasarkan data yang ada tersebut diatas, disamping
merupakan sumber potensi yang ada, juga bisa menjadi berbagai persoalan/masalah
yang merupakan dampak dari perkembangan situasi yang ada. Dalam rangka
memecahkan berbagai persoalan yang ada, maka Pemerintah Desa Kenjo perlu
menyiapkan berbagai strategi kegiatan yang sinergis atau kerjasama dengan semua
institusi atau komponen baik pemerintah maupun swasta sesuai dengan fungsi dan
peran masing-masing.
2.3.5
Aspek Pemuda dan Olahraga
Masalah pemuda dan kepemudaan yang merupakan hasil dari
besarnya jumlah penduduk dengan komposisi usia muda, memerlukan perhatian
serius. Mengingat munculnya permasalahan permasalahan kenakalan remaja,
pengangguran, penyalahgunaan obat-obat terlarang dan tindak kriminal,
bagaimanapun juga akan menjadi ancaman dalam kegiatan pembangunan desa.
Sejalan dengan kondisi itu, serta dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk dalam kelompok usia muda, maka program-program
yang mampu menyerap aspirasi pemuda dengan aktualisasi peran pemuda,
pengembangan bakat dan minat, serta pengentasan/pengurangan angka pengangguran
perlu strategi program yang jelas. Untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah
generasi muda yang terjebak ke dalam tindak/perilaku yang kurang baik.
Kesemuanya ini sangat terkait dengan pembinaan mental, sosialisasi nilai-nilai
kemasyarakatan, masalah pendidikan, pembinaan olah raga, pengembangan sanggar
seni budaya generasi muda serta aktivitas kemasyarakatan yang mampu menumbuhkan
kreativitas, tanggung jawab, dan kemandirian para pemuda serta pemciptaan
kesempatan kerja seluas-luasnya bagi generasi muda. Sejalan dengan itu, maka
penyediaan sarana dan prasarana olah raga, sarana organisasi kepemudaan,
keagamaan, Pelatihan-pelatihan keterampilan, perlu terus
dikembangkan dan dibenahi agar menjadi tempat yang cukup menarik bagi sebagaian
besar generasi muda. di sisi lain, masalah pendidikan budi pekerti, etika dan
estetika, perlu dipikirkan kembali untuk menjadi muatan desa, sedang di bidang
keagamaan yang telah ada perlu terus di dukung eksistensi dan pengembangan
serta keberlangsungannya.
2.4 Kondisi
Infrastruktur yang Mendukung Rencana Pengembangan
2.4.1
Sarana dan Prasarana Pendukung
Pemerintahan
Fasilitas sarana dan prasarana pemerintahan yang
ada di wilayah desa Kenjo berupa Kantor Desa yang meskipun belumlengkap
fasilitasnya namun bisa digunakan sebagai pusat kegiatan pemerintah desa dan
pusat kegiatan masyarakat.
2.4.2
Sarana Jalan
Sarana jalan khususnya jalan aspal yang tersebar di 2 (dua) dusun yang ada di desa Kenjo pada umumnya banyak yang rusak, pada saat
musim hujan jalan menjadi licin dan becek hal ini disebabkan banyak saluran air
yang berada di tepi jalan terkikis air dan saluran air menjadi mampet/buntu
disamping itu juga dijumpai jalan aspal yang dibangun tidak mempunyai saluran
pembuangan air, keadaan demikian sangat membahayakan bagi pengendara kendaraan
dapat mengakibatkan jatuh dan rawan
terjadinya kecelakaan.
Jalan
Makadam yang ada di desa Kenjo dan tersebar di 2 (dua) dusun banyak yang rusak dan berlobang dan masih
belum tergarap sehingga apabila musim hujan jalan menjadi licin dan becek,
sehingga dapat membahayakan pengendara kendaraan serta rawan terjadi kecelakan.
Perlu segera dilakukan perbaikan jalan makadam atau peningkatan kualitas jalan dari makadam
menjadi jalan aspal.
Jalan
lingkungan yang berada di
desa Kenjo yang tersebar di 2(dua) dusun, masih banyak
jalan setapak (tanah), apabila musim hujan datang lingkungan disekitarnya banjir dan becek
sehingga mengganggu aktifitas warga serta dapat menyebabkan wabah penyakit
diare dan demam berdarah. Permasalahan jalan ini apabila tidak cepat diatasi maka akan
mengakibatkan terganggunya aktifitas dan pertumbuhan ekonmi desa Kenjo.
2.4.3
Sarana Listrik / Jaringan
Listrik Desa
Dusun-dusun yang ada di desa Kenjo sudah terjangkau layanan jaringan listrik
pedesaan dan sebagian besar rumah tangga telah
menggunakan penerangan lampu listrik. Pada beberapa fasilitas umum
seperti Jalan di dusun Salakan dan dusun Krajan serta tempat
pemakaman umum sampai saat ini belum terpasang lampu penerangan sehingga
memerlukan penambahan pemasangan lampu penerangan. Di lokasi tersebut
jika malam hari gelap sehingga sangat rawan untuk terjadinya tindakan kriminal,
mengganggu keamanan serta stabilitas aktifitas warga.
2.4.4
Sarana Ekonomi Desa
Sarana ekonomi yang ada di desa Kenjo adalah terdapat toko dan warung yang menjual kebutahan pokok untuk
keperluan warga desa Kenjo, keberadaan warung
dan toko ini sangat membantu warga dalam mencukupi kebutuhan hidup sehari
harinya.
Di Dusun Salakan dan Dusun Krajan
sebagian besar warga mempunyai kegiatan home industri yang bergerak di bidang
pembuatan makanan seperti Tape, sehingga kedua dusun merupakan
sentral industri “Tape” yang sudah terkenal ke daerah Kota Banyuwangi. Kegiatan ini sangat membantu peningkatan
pendapat ekonomi masyarakat desa Kenjo, namun
masih ada kendala dalam pemasaran hasil dan minimnya modal yang dimiliki. Perlu
adanya pembinaan dari pihak terkait
terhadap kelompok home industri agar kualitas hasil lebih baik dan
memerlukan tambahan bantuan modal usaha.
2.4.5
Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di desa Kenjo antara lain : PAUD 1 buah, TK 1 buah, SD 1 buah. Keadaan sarana pendidikan tersebut sebagian gedung/ kelas rusak sedang sampai rusak berat sehingga
perlu dilakukan Rehab/pendirian gedung baru, Ruangan/lokal kelas tidak mampu
menampung jumlah siswa, halaman sekolah becek jika musim hujan.
Selain hal tersebut di beberapa sekolahan masih
kekurangan buku-buku pelajaran yang dapat menunjang proses belajar dan mengajar.
2.4.6
Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di desa Kenjo antara lain : 1 buah Polindes, dan 3 buah tempat posyandu. Petugas Polindes yang melayani masyarakat
terdiri dari 1 orang bidan. jumlah kader penggerak posyandu di desa Kenjo
sebanyak 3 orang.
Selain itu di Desa Kenjo
juga terdapat 1 orang dukun beranak yang sudah mengikuti pelatihan dari dinas
kesehatan (dukun terlatih) yang siap untuk melayani dan membantu para ibu-ibu
hamil yang akan melahirkan.
2.4.7
Sarana Ibadah
Sarana peribadatan yang ada di desa Kenjo adalah 1 buah masjid dan 27 buah Musollah. Sarana
ibadah ini cukup untuk menampung rutinitas kegiatan ibadah ummat islam di desa Kenjo yang 100 % masyarakatnya pemeluk agama Islam.
Keadaan bangunan masjid dan bangunan
musollah saat ini sebagian ada yang memerlukan rehab/pembangunan kembali
karena kondisi bangunannya sudah rusak berat maupun rusak ringan.
2.5
Gambaran Modal Sosial Lokal
2.5.1
Tingkat SDM Yang Dimiliki Desa
1. Tingkat pendidikan dan
kesejahteraan masyarakat yang masih rendah.
2. Kurangnya keahlian dan
keterampilan masyarakat yang mengakibatkan banyaknya pengangguran karena tidak
dapat bersaing pada bursa kerja maupun penciptaan lapangan kerja.
3. Masih tingginya penduduk
miskin
2.5.2
Tingkat Hubungan Sosial Kemasyarakatan
1. Banyak warga masyarakat hamil
yang memeriksakan kehamilannya tidak secara rutin, kurangnya gizi, kurangnya
pengetahuan akan kesehatan ibu hamil dan tidak mampu melakukan persalinan di
puskesmas/bidan.
2. Banyak anak usia balita yang
kurang gizi, kurangnya pengetahuan ibu akan pentingnya kesehatan anak balita,
dan kurang lengkapnya fasilitas pelayanan warga masyarakat dan anak yang
dimiliki oleh posyandu,
3. Banyak janda dan jompo serta
anak cacat yang tidak dapat menghidupi dirinya dan ketidakmampuan menghidupi
dirinya dan meningkatkan penghasilannya.
2.5.3
Tingkat Hubungan Antar Kelembagaan Masyarakat Desa
Secara struktural desa Kenjo memiliki 2 Dusun yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Dusun
(Kadus). Dibawah lindungan Kepala Desa yang dudukung oleh bidan desa termasuk
Polindes.
Kondisi tersebut didukung adanya hubungan yang
harmonis antara lain :
·
Hubungan yang baik antara Ulama’ dan Umaro
·
Adanya jalinan kerja sama diantara masyarakat
·
Adanya jalinan antara perangkat Desa dengan masyarakat
·
Terlaksananya hubungan yang harmonis antara BPD dan desa sehingga
program-program pemerintah yang dilaksanakan di Desa Kenjo
dapat berjalan dengan baik.
·
Adanya gerakan PKK yang membantu peningkatan peran perempuan dan keluarga
dalam mendukung kesejahteraan.
·
Adanya organisasi karang taruna yang mampu mengoptimalkan peran pemuda
dalam pembangunan.
BAB. III
RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
3.1
Visi dan Misi
3.1.1
Visi
Proses
penyusunan RPJM Desa sebagai pedoman program kerja pemerintah Desa Kenjo ini
dilakukan oleh lembaga-lembaga tingkat desa dan seluruh warga masyarakat desa
maupun para pihak yang berkepentingan. RPJM Desa adalah pedoman program kerja
untuk masa lima tahun yang merupakan turunan dari sebuah cita-cita yang ingin
dicapai di masa depan oleh segenap warga masyarakat Desa Kenjo. Cita-cita
masa depan sebagai tujuan jangka panjang yang ingin diraih oleh masyarakat desa
merupakan arah kebijakan dari RPJMdesa yang dirumuskan setiap lima tahun
sekali. Cita-cita masa depan Desa disebut juga sebagai Visi Desa.
Walaupun
visi Desa secara normatif menjadi tanggung jawab Kepala Desa, namun dalam
penyusunannya melibatkan segenap warga Kenjo melalui
rangkaian panjang diskusi-diskusi formal dan informal. Visi Desa Kenjo semakin mendapatkan bentuknya bersamaan dengan
terlaksananya rangkaian kegiatan dan musyawarah yang dilakukan untuk penyusunan
RPJM Desa tahun 2011-2015. Dalam momentum inilah visi desa yang merupakan
harapan dan doa semakin mendekatkan dengan kenyataan yang ada di desa dan
masyarakat. Kenyataan dimaksud merupakan potensi, permasalahan, maupun hambatan
yang ada di desa dan masyarakatnya, yang ada pada saat ini maupun ke depan.
Bersamaan
dengan penetapan RPJMdesa dirumuskan dan ditetapkan juga Visi Desa sebagai
berikut :
“Terwujudnya Desa Kenjo Yang Adil dan
Makmur Atas Dasar Semangat Bersaudara, Semangat Bermasyarakat dan Semangat
Berprestasi “.
Keberadaan Visi ini merupakan
cita-cita yang akan dituju di masa mendatang oleh segenap warga desa Kenjo.
Dengan visi ini diharapkan akan terwujud masyarakat Desa yang maju dalam bidang
pertanian sehingga bisa mengantarkan kehidupan yang rukun dan makmur. Di
samping itu, diharapkan juga akan terjadi inovasi pembangunan desa di dalam
berbagai bidang utamanya pertanian, perkebunan, peternakan, pertukangan, dan
kebudayaan yang ditopang oleh nilai-nilai keagamaan.
3.1.2
Misi
Hakekat
Misi Desa merupakan turunan dari Visi Desa. Misi merupakan tujuan jangka lebih pendek dari
visi yang akan menunjang keberhasilan tercapainya sebuah visi. Dengan kata lain
Misi Desa Kenjo. merupakan penjabaran lebih
operatif dari Visi. Penjabaran dari visi ini diharapkan dapat mengikuti dan
mengantisipasi setiap terjadinya perubahan situasi dan kondisi lingkungan di
masa yang akan datang dari usaha-usaha mencapai Visi Desa tersebut.
Untuk
meraih Visi Desa seperti yang sudah dijabarkan di atas, dengan mempertimbangan
potensi dan hambatan baik internal maupun eksternal, maka disusunlah Misi Desa
Kenjo sebagai berikut:
1. Mewujudkan dan
mengembangkan kegiatan keagamaan untuk menambah keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mewujudkan dan
mendorong terjadinya usaha-usaha kerukunan antar dan intern warga masyarakat
yang disebabkan karena adanya perbedaan agama, keyakinan, organisasi, dan
lainnya dalam suasana saling menghargai dan menghormati.
3. Membangun dan
meningkatkan hasil pertanian dengan jalan penataan pengairan, perbaikan jalan
sawah / jalan usaha tani, pemupukan, dan polatanam yang baik.
4. Menata Pemerintahan
Desa yang kompak dan bertanggung jawab
dalam mengemban amanat masyarakat.
5. Meningkatkan
pelayanan masyarakat secara terpadu dan serius.
6. Mencari dan menambah
debet air untuk mencukupi kebutuhan pertanian.
7. Menumbuh Kembangkan
Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani serta bekerja sama denga HIPPA untuk
memfasilitasi kebutuhan Petani.
8. Menumbuhkembangkan
usaha kecil dan menengah.
9. Bekerjasama dengan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan didalam Melestarikan Lingkungan Hidup
10. Membangun dan mendorong
majunya bidang pendidikan baik formal maupun informal yang mudah diakses dan
dinikmati seluruh warga masyarakat tanpa terkecuali yang mampu menghasilkan
insan intelektual, inovatif dan enterpreneur (wirausahawan).
Membangun
dan mendorong usaha-usaha untuk pengembangan dan optimalisasi sektor pertanian,
perkebunan, peternakan, dan perikanan, baik tahap produksi maupun tahap
pengolahan hasilnya.
BAB. IV
POTENSI DAN MASALAH
4.1
Potensi
Desa Kenjo memiliki potensi yang sangat besar, baik sumber daya alam, sumber daya
manusia maupun kelembagaan / organisasi. Sampai saat ini, potensi sumber daya yang ada belum optimal diberdayakan.
4.1.1
Sumber Daya Alam
i.
Lahan pertanian (sawah) seluas 3.434.467 m2 yang masih dapat ditingkatkan produktifitasnya
karena saat ini belum dikerjakan secara optimal
ii. Lahan perkebunan yang
subur seluas 15.000 m2, belum dikelola secara maksimal
iii. Adanya penambangan
pasir yang dapat dipergunakan sebagai bahan atau material bangunan
iv. Adanya kawasan hutan
negara yang masih gundul, yang bisa dikelola bersama masyarakat
v. Tersedianya pakan
ternak yang baik untuk mengembangkan peternakan seperti sapi, kambing dan
ternak lain, mengingat usaha ini baru menjadi usaha sampingan.
vi. Banyaknya sisa
kotoran ternak sapi dan kambing, memungkinkan untuk dikembangkan usaha
pembuatan pupuk organik
vii. Adanya hasil panen
kacang tanah, jagung, ubi tanah, dan lainnya yang cukup yang melimpah dari
hasil pengelolaan hutan bersama masyarakat
viii. Adanya potensi sumber
air tawar dan sungai yang bisa dikembangkan untuk usaha perikanan air tawar
4.1.2
Sumber Daya Manusia
i.
Kehidupan warga masyarakat yang dari masa ke masa
relatif teratur dan terjaga adatnya.
ii. Besarnya penduduk
usia produktif disertai etos kerja masyarakat yang tinggi.
iii. Terpeliharanya budaya
rembug di desa dalam penyelesaian permasalahan
iv. Cukup tingginya
partisipasi dalam pembangunan desa.
v. Masih hidupnya
tradisi gotong royong dan kerja bakti masyarakat. Inilah salah satu bentuk partisipasi warga.
vi. Besarnya sumber daya perempuan
usia produktif sebagai tenaga produktif yang dapat mendorong potensi industri
rumah tangga.
vii. Terpeliharanya budaya
saling membantu diantara warga masyarakat.
viii. Kemampuan bertani
yang diwariskan secara turun-temurun.
ix. Adanya kader
kesehatan yang cukup, dari bidan sampai para kader di posyandu yang ada di
setiap dusun
x. Adanya penduduk yang
punya ketrampilan dalam pembuatan meubeler kayu.
4.1.3
Kelembagaan / Organisasi
i.
Hubungan yang baik dan kondusif antara kepala
desa, tokoh masyarakat, lembaga desa dan masyarakat, merupakan kondisi yang
ideal untuk terjadinya pembangunan desa.
ii. Adanya lembaga di
tingkat desa, yaitu Pemerintah Desa, LPMD dan BPD yang berperan dan dipercaya
masyarakat.
iii. Adanya
kelompok-kelompok di desa seperti Karang Taruna, kelompok tani dan kelompok
sosial keagamaan.
4.2
Masalah
Daftar peta
permasalahan ini didapat dari hasil musrenbangdes penyusunan
RPJM Desa Kenjo yang menghadirkan masing-masing perwakilan dusun
yang berkompeten dan mewakili unsur-unsur yang ada di dalamnya dengan
menggunakan alat kaji Potret Desa, Diagram Venn Hubungan Kelembagaan serta
Kalender Musim. Sebagai data tambahan, upaya observasi dan wawancara dengan
para pihak terkait juga dilakukan, sehingga dimungkinkan tidak ada masalah,
potensi dan usulan perencanaan pembangunan desa yang terlewatkan/tidak terakomodasi.
Semua
pandangan yang muncul diinventarisir, dicoding, dan diskoring, untuk kemudian
diurutkan berdasarkan nilai permasalahan yang mendapat skoring terbanyak di
masing-masing bidang. Karena begitu banyaknya masalah yang masuk maka
diupayakan reduksi data, sehingga masalah di sini benar-benar masalah pokok dan
penting.
Di bawah
ini adalah daftar masalah yang secara kualitatif dirasakan oleh masyarakat di
masing-masing dusun.
1. Hasil k Musrenbangdes
identifikasi masalah Dusun Salakan
No
|
Bidang
|
Masalah
|
1
|
Pendidikan
|
1. Sarana dan
prasarana TKt tidak
memadahi
2. Rendah dan
kurangnya kesadaran pendidikan
3. Kurangnya program bimbingan
belajar
|
2
|
Kesehatan
dan Lingkungan
|
1. Kurangnya kesadaran
warga untuk hidup bersih
2. Asuransi kesehatan kurang
merata
3. Saluran pembuangan air yang
kurang sehat
|
3
|
Sarana
dan Prasarana
|
1.
Sarana
transportasi (jalan) per-RT yang rusak
2. Belum ada
pembuangan air di kanan dan kiri jalan (drainase)
3. Belum adanya pembangunan
saluran irigasi
|
4
|
Politik,
Sosial, dan Budaya
|
1. Kurang kompaknya
pemuda, sehingga sering menimbulkan gesekan dan konflik kepentingan
2.
Kurangnya alat kesenian
3. Budaya jawa kurang diminati pemuda
|
5
|
Koperasi
dan Usaha Masyarakat
|
1.
Banyak
warga yang tidak mempunyai pekerjaan tetap
2.
Penghasilan
pertanian kurang
3.
Pembelian
pupuk pada masa tanam sulit
4. Banyaknya pengangguran
|
2. Hasil Musrenbangdes identifikasi masalah Dusun Krajan
No
|
Bidang
|
Masalah
|
1
|
Pendidikan
|
1.
Biaya
sekolah mahal (SPP, buku, dll)
2. Sarana dan
prasarana sekolah kurang (komputer dll)
3.
Warga kurang
sadar akan pentingnya pendidikan
4.
Kurikulum
terlalu membebani
5. Kualitas Guru kurang handal
|
2
|
Kesehatan dan Lingkungan
|
1.
Biaya
berobat terlalu mahal
2.
Terjadi
gizi buruk
3.
Kurang
peralatan penyemprotan nyamuk
|
3
|
Sarana dan Prasarana
|
1.
Pembuangan
limbah (sampah) belum baik dan teratur
2.
Jalan
dusun banyak yang rusak
3.
Tempat
pembuangan sampah tidak ada
|
4
|
Politik, Sosial, dan Budaya
|
1.
Adat
istiadat mulai luntur
2.
Kurangnya
pelatihan kesenian tradisional yang banyak peminatnya
3.
Kurangnya
alat kesenian
4.
Ada
konflik kesenjangan karena bantuan sosial pemerintah kurang merata ke warga
miskin
|
5
|
Koperasi dan Usaha Masyarakat
|
1.
Banyak
warga yang tidak mempunyai pekerjaan tetap
2.
Penghasilan
dari pertanian lebih rendah dari pada harga pupuk dan obat-obatan
3.
Lahan pekerjaan terbatas banyak pengangguran
4. Kurang bantuan modal
|
Catatan : Identifikasi masalah yang ada perdusun tersebut
telah ditampilkan dalam bentuk data rekap desa.
4.3
Kebijakan
Pembangunan
4.3.1
Arah Kebijakan Pembangunan
Desa
Kebijakan pembangunan desa yang hendak dicapai
dalam 5 tahun ke depan meliputi 3 aspek mendasar, yaitu :
a.
Peningkatan pelayanan
kebutuhan dasar masyarakat
Pelayanan kebutuhan dasar
masyarakat yang diutamakan adalah dalam bidang pelayanan pendidikan dan
kesehatan, seperti :
1. Wajib belajar anak didik
9 tahun, dengan target lima tahun kedepan sudah tidak ada lagi masyarakat yang
buta huruf.
2. Penyediaan bersih
bagi semua dusun, dengan memanfaatkan sumber air yang ada secara optimal,
termasuk mengurangi volume kehilangan air.
3. Revitalisasi MCK,
sanitasi dan drainase rumah tangga
4. Meningkatkan
pelayanan kesehatan di Poskesdes sampai pelayanan rawat inap, memberikan
pelayanan pengobatan gratis bagi RTM, melengkapi alat-alat kesehatan ibu, anak
dan lansia.
5. Revitalisasi peran
dan fungsi Posyandu.
b.
Mengoptimalkan potensi
pertanian
1. Memanfaatkan lahan
tidur dan lahan perhutani yang ada dengan tanaman keras dan tumpangsari lainnya
(polowijo). Upaya ini akan didukung melalui kerjasama antara pemerintahan desa
dengan Perhutani.
2. Mengurangi kehilangan
debit air irigasi melalui perbaikan saluran dan bendung.
3. Mengupayakan pupuk
dan bibit murah (pupuk organik) dengan memanfaatkan limbah ternak yang ada.
4. Perbaikan pola tanam,
intensifikasi yang dikoordinasikan melalui HIPPA dan didukung oleh PPL
Pertanian.
c.
Meningkatkan pendapatan
masyarakat melalui pengembangan usaha kecil dan mikro
1. Mengembangkan
kelompok-kelompok simpan pinjam yang tersebar di tingkat dusun dan desa,
terutama kelompok PKK
2. Mengupayakan kerja
sama dengan pemodal, pasar dan sumber bahan baku.
3. Meningkatkan keterampilan
usaha melalui pelatihan-pelatihan kewirausahaan.
4.3.2
Potensi dan Masalah
Potensi
didapatkan dari pengolahan hasil musrenbangdes, wawancara, dan observasi
per-dusun. Berbagai data yang masuk kemudian direkap dan dipilah untuk
ditarik sebagai potensi pembangunan Desa. Dari
sini tergambar dan dapat teridentifikasi bahwa Desa Kenjo memiliki potensi yang
sangat besar, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Sampai saat
ini, potensi sumber daya yang ada belum benar-benar optimal diberdayakan. Hal
ini terjadi dikarenakan belum teratasinya berbagai hambatan dan tantangan yang
ada. Potensi yang dapat
digali melalui proses partisipatif dapat digambarkan sebagai berikut :
a.
Sumber Daya Alam
1)
Lahan pertanian (sawah) yang masih dapat
ditingkatkan produktifitasnya karena saat ini belum dikerjakan secara optimal
2)
Lahan perkebunan dan pekarangan yang subur, belum
dikelola secara maksimal
3)
Adanya penambangan pasir yang dapat dipergunakan
sebagai bahan atau material bangunan
4)
Adanya kawasan hutan negara yang masih gundul,
yang bisa dikelola bersama masyarakat
5)
Wilayah Desa sangat baik untuk mengembangkan
peternakan seperti sapi, kambing, bebek, dan ternak lain, mengingat banyaknya
pakan untuk jenis ternak tersebut, sedangkan bidang usaha ini baru menjadi
usaha sampingan.
6)
Banyaknya sisa kotoran ternak sapi dan kambing,
memungkinkan untuk dikembangkan usaha pembuatan pupuk organik
7)
Adanya hasil panen kacang tanah, jagung, ubi
tanah, dan lainnya yang cukup yang melimpah dari hasil pengelolaan hutan
bersama masyarakat
8)
Adanya usaha perikanan air tawar
9)
Adanya usaha meubelir dan perbengkelan
b.
Sumber Daya Manusia
1)
Silkus dan ritme kehidupan warga masyarakat yang
dari masa ke masa relatif teratur dan terjaga adatnya.
2)
Hubungan yang baik dan kondusif antara kepala
desa, pamong desa, dan masyarakat merupakan kondisi yang idial untuk
terjadinya pembangunan desa.
3)
Besarnya penduduk usia produktif disertai etos
kerja masyarakat yang tinggi.
4)
Cukup tingginya partisipasi masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan monev pembangunan desa.
5)
Masih hidupnya tradisi gotong royong dan kerja
bakti masyarakat. Inilah
salah satu bentuk partisipasi warga.
6)
Besarnya sumber daya perempuan usia produktif
sebagai tenaga produktif yang dapat mendorong potensi industri rumah tangga.
7)
Masih adanya swadaya masyarakat (urunan untuk
pembangunan).
8)
Kemampuan bertani yang diwariskan secara
turun-temurun.
9)
Adanya kader kesehatan yang cukup, dari dokter
sampai para kader di posyandu yang ada di setiap dusun
10)
Adanya penduduk yang mampu membuat kerajinan
permeubelan kayu.
11)
Adanya kelembagaan, organisasi, dan
kelompok-kelompok, pertanian, usaha dan keagamaan desa, memudahkan dalam
berkoordinasi setiap kegiatan pembangunan.
Daftar peta
permasalahan ini didapat dari hasil musrenbangdes penyusunan
RPJM Desa yang menghadirkan masing-masing perwakilan dusun yang berkompeten dan
mewakili unsur-unsur yang ada di dalamnya. Sebagai data tambahan, upaya
observasi dan wawancara dengan para pihak terkait juga dilakukan, sehingga
dimungkinkan tidak ada masalah, potensi dan usulan perencanaan pembangunan desa
yang tercecer.
Semua
pandangan yang muncul diinventarisir, dicoding, dan diskoring, untuk kemudian
diurutkan berdasarkan nilai permasalahan yang mendapat skoring terbanyak di
masing-masing bidang. Karena begitu banyaknya masalah yang masuk maka
diupayakan reduksi data, sehingga masalah di sini benar-benar masalah pokok dan
penting.
4.3.3
Program Pembangunan Desa
Rencana
Tindak Lanjut (RTL) kegiatan pembangunan merupakan dokumen perencanaan
pembangunan desa selama lima tahun bagi Desa Kenjo. Keberadaannya merupakan
akumulasi berbagai usulan pembangunan dari enam dusun yang hanya mampu
dipecahkan lewat kebijakan pembangunan tingkat desa. Karena sifatnya yang demikian maka Rencana Tindak
Lanjut (RTL) ini adalah dokumen yang sangat penting merupakan inti dari RPJM
Desa.
Dokumen
Rencana Tindak Lanjut (RTL) kegiatan pembangunan ini berisi uraian tentang
strategi pembangunan jangka menengah yang bersifat holistik dan terintegrasi di
semua bidang, dengan tetap berupaya mensinkronisasikannya dengan kebijakan
daerah dalam RPJMD baik secara makro, mikro dan strategis. Di samping itu proses penyaringan kegiatan
pembangunan yang terpilih didasarkan pada kemampuan dan kompetensi desa dengan
tetap mengedepankan nilai-nilai partisipatif, transparan dan dapat
dipertanggunggjawabkan. Dengan
demikian keberadannya merupakan kebutuhan dan gambaran nyata pembangunan Desa
ini.
Berikut ini
adalah matrik Rencana Tindak Lanjut (RTL) kegiatan pembangunan Desa selama lima
tahun (2011 – 2015) : Program Pembangunan Desa bertujuan memakmurkan dan mensejahterakan
masyarakat, untuk mencapai tujuan ini, desa memiliki Program yaitu :
1.
Program Rutin :
-
Pelaksanaan kegiatan posyandu yang dilakukan tiap bulan disemua dusun.
-
Pendidikan PAUD
-
Pendidikan Taman Kanak – Kanak (TK)
-
Secara gotong royong diadakan kerja bhakti.
2.
Program Pembangunan Infrastruktur :
-
Perawatan sarana Prasarana yang sudah ada.
-
Pembangunan Sarana Prasarana Desa dengan dana berasal dari Swadaya
masyarakat, APB Des, APBD, APBN.
3.
Program Ekonomi :
-
Meningkatkan Skill Petani (keahlian) untuk mencapai Panen yang lebih
banyak.
-
Menarik Investor guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan menciptakan
lapangan kerja.
-
Membuat produk unggulan sebagai ciri khas Desa dan Daya tarik bagi Desa.
4.
Program Sosial Budaya
-
Melestarikan adat istiadat
-
Meningkatkan kesenian
5.
Program
Lingkungan Hidup
-
Pembuatan tempat pembuangan sampah
6.
Program Pertanian
-
Pembangunan aliran irigasi
-
Penanaman bibit unggul
-
penanaman palawija
4.3.4
Strategi Pencapaian
Pembangunan
Berdasarkan
hasil rembug warga merancang ke depan, dapat diidentifikasikan 8 (delapan)
isu/permasalahan, yaitu :
1.
Sarana dan
prasarana wilayah
2.
Ekonomi
3.
Kelembagaan
4.
Keagamaan
5.
Sosial
6.
Pendidikan
7.
Pertanian
8.
Kesehatan
No
|
Harapan 5 Tahun ke Depan
|
Program
|
A.
1.
|
Sarana dan
Prasarana
Teratasinya masalah transportasi Desa
|
a.
Pelengsengan jalan Makadam
b.
Pengaspalan
jalan Makadam
c.
Pelengsengan jalan menju desa Tamansuruh
d.
Pelengsengan jalan menju dusun Jambean
e.
Pelengsengan jalan menju jalan raya Licin
|
2.
|
Jembatan
|
a.
Rehab
Jembatan Rusak
|
5.
|
Tersedianya
saluran irigasi
|
a.
Saluran
irigasi ke sawah talang watu
b.
Saluran
irigasi dam makam
c.
Saluran
air pembuangan dari sawah
|
6.
|
Tersedianya sarana pelayanan masyarakat dan tempat ibadah yang memadai
|
a.
Rehab
masjid
b.
Pembuatan
kantor PKK
c.
Pembuatan
Kantor BPD
d.
Pembuatan
Kantor LPMD
e.
Pembuatan papan nama BPD, LPMD,
dan PKK
|
B.
1.
|
Pembangunan
Ekonomi
Terwujudnya ekonomi produktif melalui kredit lunak
|
a.
Pembuatan
usaha mebel
b.
Pembuatan
toko pertanian
|
2.
|
Terciptanya tenaga-tenaga pertukangan yang memadai
|
b.
Pelatihan
pertukangan
c.
Pinjaman
modal usaha yang lunak
|
C
1.
|
Kelembagaan
Terwujudnya peningkatan kinerja para perangkat desa
|
a.
Meningkatkan
kinerja aparat desa
b. Bimbingan / penyuluhan teknis administrasi perangkat desa
c.
Buku
panduan yang lengkap
d. Pengawasan dan
pengarahan secara continoue
|
2.
|
Adanya informasi dan komunikasi antar lembaga dan masyarakat
|
a.
Menghidupkan
kembali rembug desa
b.
Memfungsikan
BPD secara maksimal oleh masyarakat
c. BPD masuk Kantor
minimal sekali dalam seminggu
d. Pengadaan
computer/meja kerja di setiap lembaga
|
D.
1.
|
Keagamaan
Sarana
pendidikan agama
|
a.
Meningkatkan
sarana dan prasarana TPQ
b. Pengadaan buku-buku
agama dan Al-Qur’an
|
E.
1.
|
Sosial
Meningkatkan taraf hidup demi terciptanya kesejahteraan masyarakat
|
a.
Penerangan
jalan
b.
Gerakan
taskin
c. Penyuluhan di
bidang hukum, kesehatan dan pertanian
|
F.
1.
|
Pendidikan
Tersedianya saran pendidikan yang kayak
|
a.
Pembuatan
gedung TPQ
b.
Pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan
c.
Diadakannya
peningkatan pembelajaran siswa melalui kursus-kursus
|
G.
1.
|
Pertanian
Hasil pertanian dapat mencukupi kebutuhan
|
a.
Pembelian
traktor
b.
Teknologi
pembuatan pupuk organik
c.
Penyuluhan
pertanian
|
2.
|
Meningkatnya
penghasilan petani
|
a.
Bantuan
pupuk
b.
Bantuan
bibit unggul
c.
Pinjaman
petani tanpa bunga
d.
Penyetaraan
harga gabah
|
H.
1.
|
Kesehatan
Peningkatan
pelayanan kesehatan
|
a.
Pembuatan
pos kesehatan
b.
Bantuan
perlengkapan medis
c.
Bantuan
biaya KB
d.
Penyuluhan
kesehatan
e.
Mobil Ambulance Desa
f.
Peningkatan Gizi
|
BAB V
PENUTUP
Pembangunan Desa adalah pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata
baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan usaha, akses terhadap
pengambilan keputusan maupun indeks pembangunan manusia. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
disingkat RPJM-Des adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun dimulai bulan Januari tahun 2011 sampai dengan bulan Desember 2015, yang memuat arah kebijakan pembangunan desa.
arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum dan program, dan program satuan
kerja perangkat daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas kewilayahan
disertai dengan rencana kerja.
Selanjutnya dokumen ini dijadikan
rujukan dan dasar dalam penyusunan rencana kerja pembangunan desa (RKP-Des)
untuk periode 1 (satu) tahun yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa dengan
mempertimbangkan kerangka pendanaan pendanaan yang dimutakhirkan program
prioritas pembangunan desa baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa
maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Selanjutnya dengan adanya RPJM-Des
yang sudah mengacu pada visi, misi, tujuan, sasaran yang akan dicapai selama
lima tahun maka harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Desa secara lebih
merata dan berkeadilan sebagai bagian proses mewujudkan masyarakat yang
sejahtera lahir dan batin secara demokratis.
Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan
RPJM-Desa Desa Kenjo tahun 2011-2015 perlu dilaksanakan evaluasi tahunan terhadap
pencapaian tujuan dan sasaran pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana pembangunan. Hal-hal yang belum diatur terkait isu-isu
pembangunan desa saat ini akan dibahas lebih lanjut melalui kajian ulang sesuai
kebutuhan pembangunan di desa.
Kenjo , 08 MEI 2012
Daftar pustaka
1.
Sumawi Kepala desa kenjo
2.
MASKUDI, S.Ag M.Hum lpmd dsa kenjo
3.
H. Isnaini, S.Pd tokoh desa kenjo
4.
Mbah kesi sesepuh desa kenjo
5.
Setaf pemerintahan desa kenjo